Selama
operasi militernya di Suriah, Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis
puluhan video menunjukkan bagaimana pembom dan jet tempur menghantam sasaran
pemberontak atau mendukung pasukan darat Presiden Bashar Assad dengan tembakan
dan rudal.
Video lain
juga menggambarkan bagaimana peluncuran rudal jelajah dari kapal perang Rusia
dan kapal selam di Laut Kaspia dan laut Mediterania. Sebuah rekaman di YouTube
yang menunjukkan bagaimana tank T-90 buatan Rusia yang dioperasionalkan Suriah
selamat dari hantaman rudal pembunuh tank buatan Amerika Serikat BGM-71 TOW di
Aleppo telah dilihat lebih dari 2,8 juta kali. Selain itu masih banyak video
yang menampilkan senjata buatan Rusia yang digunakan di Suriah.
Video telah
menjadi alat promosi yang efektif untuk pesawat Rusia, sistem rudal pertahanan
udara dan rudal yang dipandu laser atau satelit, kapal selam diesel, sistem
jamming komunikasi, tank, senapan sniper dan modifikasi AK-47.
Ekspor
senjata Rusia tahun ini diperkirakan akan mencapai setidaknya US$ 14 miliar dan
angka tahun depan diperkirakan akan lebih tinggi lagi. Menurut
Stockholm International Peace Research Institute dari 2011 hingga 2015, Rusia
bertanggung jawab atas seperempat ekspor senjata global, di bawah Amerika
Serikat dengan 33%, dan di atas China yang menguasai 5,9% pasar.
Presiden
Vladimir Putin mengumumkan pada bulan Juli lalu bahwa pada 2015, eksportir
senjata Rusia memperoleh US$14,5 miliar atau meningkat 13% dibandingkan dengan
tahun 2014. Pada tahun 2013, menurut Rosoboronexport, perusahaan Negara yang
mengatur penjualan senjata menyebutkan ekspor senjata Rusia mencapai angka
US$10,3 miliar.
Senjata
buatan Rusia membuktikan efisiensi, kehandalan dalam kondisi yang paling
beragam,” kata Putin pada bulan Juli. Dia menambahkan bahwa jumlah pesanan
internasional untuk senjata Rusia melebihi US$56 miliar. “Kami harus siap jika
upaya aktif kami meningkatkan kompetisi,” katanya.
Perang
saudara yang berlangsung lebih dari 5 tahun di Suriah telah menjadi showcase
bagi banyak Negara untuk menunjukkan kemampuan senjatanya. Tetapi harus
diakui bahwa Rusia memang yang paling aktif memamerkan kekuatannya. Hal ini didukung dengan
posisi head to head antara senjata Amerika dan Rusia karena Washington mendukung pemberontak sementara Moskow menyerang mereka.
Ini adalah
demonstrasi jelas dari Rusia untuk menawarkan di pasar senjata internasional,”
kata Maxim Shapovalenko, seorang analis pertahanan yang berbasis di Moskow dan
penulis “The Suriah Frontier,” tentang kampanye Rusia di Suriah sebagaimana
dikutip dalam sebuauh wawancara yang dilaporkan Los Angeles Times 25 November
2016. “Ada banyak senjata terdaftar sebagai barang ekspor.”
Kompleks
industri militer Rusia mempekerjakan ratusan ribu orang dengan pembeli terbesar
meliputi India, China , Vietnam, Iran, Venezuela, Aljazair dan Uni Emirat Arab.
Lonjakan ekspor senjata sangat signifikan bagi perekonomian Rusia yang menyusut
karena merosotnya harga minyak dan sanksi barat.
“Secara
finansial, hal ini menjadi sumber pendapatan Kremlin kedua setelah minyak dan gas,”
kata ahli pertahanan Ruslan Pukhov dalam sebuah wawancara.
Bloomberg
melaporkan pada pertengahan November Rusia memperoleh hampir US$42 miliar dari
pajak energi dari Januari hingga Oktober, Kompleks industri militer Rusia
berpusat pada Rostec, perusahaan raksasa milik Negara yang mencakup puluhan
anak perusahaan dan dipimpin oleh Sergei Chemezov, seorang mantan insinyur yang
bekerja di Jerman Timur pada tahun 1980 dan merupakan teman dekat Putin ketika
menjadi seorang perwira KGB pada saat itu.
Kampanye
Suriah telah membantu Moscow menarik minat dari pelanggan lain di Timur Tengah,
di mana permintaan untuk senjata meningkat setelah “Arab Spring “. Delegasi
dari Mesir, Irak dan Libya mengunjungi Rusia tahun ini untuk mencari senjata.
Hukum
federal Rusia menyatakan bahwa penguatan posisi militer dan politik luar negeri
adalah tujuan utama dari kerjasama industri militer Rusia,” kata Nikolay
Kozhanov, ahli Timur Tengah yang berbasis di St Petersburg, menulis dalam
sebuah analisis untuk Chatham House, think tank London pada Juli lalu. “Rusia
tidak diragukan lagi akan menggunakan ekspor senjatanya untuk mencoba
mempengaruhi keseimbangan kekuatan di Timur Tengah.”
0 comments:
Post a Comment