Presiden
Filipina Rodrigo Duterte memperingatkan kelompok Maute untuk tidak memaksanya
mengobarkan perang melawan mereka. Duterte menewarkan perdamaian kepada
kelompok jaringan ISIS di Filipina selatan itu. Komentar
Duterte ini muncul sehari setelah konvoi pasukan pengamanan presiden
(paspampres) Filipina di Lanao del Sur, Mindanao, terkena serangan bom rakitan
yang diduga dipasang kelompok Maute di jalan.
Konvoi dilakukan paspampres untuk
memastikan keamanan bagi Presiden Duterte yang hendak berkunjung ke Marawi,
kota di Mindanao. Serangan bom
pada hari Selasa lalu telah menyebabkan sembilan orang terluka, termasuk tujuh
anggota paspampres. Meski ada serangan bom, Duterte pada hari Rabu (30/11/2016)
tetap nekat melakukan kunjungan melewati rute yang sama, di mana serangan bom
terjadi.
Duterte
telah mengunjungi pasukannya, korban dari serangan bom yang dirawat di rumah sakit,
kemarin.”Berkenaan dengan (kelompok) Maute, saya bilang saya tidak ingin
mengobarkan perang tapi saya mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus
berhenti,” kata Duterte kepada wartawan.
”Saya tidak
mengancam mereka. Saya hanya berkata, saya tidak ingin perang, tapi jangan
memaksa tangan saya untuk melakukannya,” lanjut Duterte, seperti dikutip dari
IB Times, Kamis (1/12/2016).
Duterte juga
menjelaskan bahwa serangan militer besar-besaran yang baru saja dimulai
terhadap kelompok bersenjata akan terus berlanjut. ”Saya tidak menyatakan
gencatan senjata sepihak. Mereka (militer) harus pergi dengan operasi. Apa yang
harus berhenti? Tidak ada yang menunjukkan ketulusan sehingga pertempuran
berlangsung,” katanya.
0 comments:
Post a Comment