Potensi
pembeli pesawat Rusia meningkat seiring dengan keberhasilan pasukan udara Rusia
di Suriah. Demikian hal ini dilansir surat kabar Izveztia. Pesawat
tempur pengebom Su-34 hadir di Suriah sejak awal dimulainya operasi militer.
Pesawat ini ditugaskan untuk menghancurkan infrastruktur dan pusat pemerintahan
teroris. Pesawat Su-35 kemudian menyusul hadir di Suriah dengan tujuan
melindungi kelompok penyerang.
Pakar
militer Konstantin Sivkov pada siaran di Radio Sputnik mengatakan bahwa
efektivitas tinggi yang dimiliki peralatan militer Rusia ini telah berdampak
pada meningkatnya minat pembeli. Sebelum
operasi di Suriah, selama hampir 25 tahun terakhir masyarakat dunia memiliki
pandangan yang tidak begitu menyenangkan mengenai peralatan militer Rusia.
Calon pembeli asing merasa khawatir untuk membelinya,” kata Konstantin Sivkov.
Kini, ketika
telah terbukti bahwa efisiensinya sangat tinggi, ketika Rusia yang awalnya
membangun peralatan militer tersebut untuk melengkapi angkatan bersenjata
negara dengan senjata berdesain lokal yang modern, hal tersebut menyebabkan
minat yang besar dalam pembelian senjata buatan Rusia. Terutama mengingat fakta
bahwa dalam kriteria efektivitas harga, senjata Rusia tak terkalahkan.
Adapun
berdasarkan kualitas tempur, senjata Rusia mampu bersaing dengan standar asing
tertinggi (maksudnya adalah senjata buatan AS, sisanya tak dianggap saingan),
serta dari segi biaya, kami jelas menang. Hal itu menunjukkan bahwa kami
memiliki peluang untuk bersaing dengan Amerika di pasar senjata,” kata Sivkov
berpendapat.
Menurut
Sivkov, hal ini juga berlaku untuk kendaraan tempur Rusia. “Pesawat
Su-34 misalnya, sistem pesawat ini memungkinkan penggunaan bom konvensional
dengan akurasi yang setara dengan senjata presisi tinggi. Hal tersebut
merupakan suatu sistem yang belum bisa ditawarkan oleh AS. Oleh karena itu,
minat terhadap pembelian pesawat Rusia sangat tinggi.
Jika dilihat dengan
parameter lain, berdasarkan karakteristik manuver, sistem senjata elektronik
pada pesawat kami tidak kalah dengan AS. Selain itu, ada konsep ‘harga tembak’,
biayanya lebih murah jika menggunakan pesawat Rusia jika dibandingkan dengan
pesawat buatan Amerika,” kata sang pakar. Hal tersebut
menjadi pertimbangan banyak calon pembeli, yang menurut Konstantin Sivkov telah
meningkat.
“India
memang sudah lama dikenal sebagai pelanggan senjata kami. Kami menandatangani
perjanjian produksi mengenai pengembangan senjata bersama, sedangkan Malaysia
dan Indonesia merupakan pelanggan senjata buatan AS. Kini, Malaysia dan
Indonesia telah memutuskan untuk membeli senjata buatan Rusia. Hal ini
merupakan sinyal yang sangat penting karena dengan pembelian senjata dari Rusia
maka bidang militer teknis negara-negara ini akan terhubung dengan Rusia,
negara-negara ini akan dikirimkan kompleks lengkap, sistem misil buatan Rusia,
serta pelatihan pilot. Di antara pelanggan potensial, yaitu Venezuela,
Brasil, dan Argentina. Jadi, senjata buatan Rusia memiliki prospek yang baik,
”kata Sivkov mengakhiri.
Sumber : RIA
Novosti
0 comments:
Post a Comment