Media di
Israel memberitakan bahwa perusahaan pemerintah Iran memiliki saham 4,5% di
perusahaan kapal selam Jerman ThyssenKrupp Marine Systems. Perusahaan tersebut
menjadi sorotan setelah kontroversi atas kesepakatan senjata baru dengan
Yerusalem.
Seperti dikutip
dari Sputniknews, Sabtu (3/12/2016), lebih dari seminggu lalu pihak otoritas
keamanan melakukan penyelidikan di Israel dan Jerman atas perintah Jaksa Agung
Avichai Mandelblit. Mandelblit memerintahkan polisi untuk melakukan
penyelidikan kemungkinan konflik kepentingan yang melibatkan David Simron,
pengacara pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Polisi
menuduh Simron memanfaatkan hubungan politiknya untuk meyakinkan pemerintah
Israel untuk membiarkan perusahaan galangan kapal di Israel membeli beberapa
kapal selam dan menghadiahkan perusahaan tersebut sebuah kontrak untuk membuat
kapal angkatan laut.
Penyelidikan
juga mengungkapkan bahwa Simron mewakili pengusaha Israel Miki Ganor,
perwakilan ThyssenKrupp di Israel. Laporan menyatakan Ganor kemungkinan
menerima antara 10 dan 30 juta untuk bertindak sebagai perantara perjanjian
kapal selam.
Menurut
Times of Israel, Teheran menginvestasikan sekitar USD$400 juta di ThyssenKrupp
selama pemerintahan Mohammad Reza Pahlavi sebagai Shah pada 1970-an. Saat itu,
perusahaan tersebut fokus pada pembuatan lift, baja dan program otomotif bukan
kapal selam. Saat Howaldtswerke Deutsche Werft mengakuisisi perusahaan pada
2005, perusahaan itu menjadi besar di Jerman.
Investasi
Iran di ThyssenKrupp dilakukan melalui Iran Foreign Investments Company (IFIC)
dan investasi negara itu cukup besar. Wakil menteri ekonomi Iran, Mohamad Mehdi
Navab Motlagh, sempat duduk di jajaran direksi namun akhirnya di hilangkan
setelah Washington mengancam akan memasukkan perusahaan dalam daftar hitam. Akibatnya,
ThyssenKrupp dipaksa untuk membeli 17 juta saham dari IFIC yang mencapai 400
juta euro. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari nilai awal invetasi
sekaligus mengurangi saham Teheran dari 24,9% menjadi 4,5%.
Direktur Pengelola
IFIC Dr Farhad Zargari kepada situs Business Year mengatakan, "Kami
memiliki saham di perusahaan penting seperti British Petroleum, ThyssenKrupp,
Siemens, Adidas, dan banyak merek besar lainnya. Salah satu peran IFIC
yang siginifikan adalah menciptakan jembatan antara Iran dan negara-negara lain
dengan investasi kami, guna membuka wilayah untuk pengetahuan dan
mentrasfernya. Kami merasa invetasi kami lebih aman di negara-negara maju Eropa
dan lainnya dibandingkan negara-negara yang regulasinya lemah," imbuhnya.
0 comments:
Post a Comment