India akan
menerima tahap pertama jet tempur Rafale dari Perancis dalam tiga tahun ke
depan, ujar kepala Angkatan Udara India, Arup Raha, Sabtu (10/12/2016).
“Kontrak
dengan Rafale untuk waktu pengiriman adalah antara 36 sampai 66 bulan, jika
saya tidak salah. Jadi dalam waktu 3 tahun kita akan memiliki beberapa pesawat
pertama yang dikirimkan dan dalam waktu 5 setengah tahun kita akan memiliki 2
skuadron penuh pesawat Rafale dalam operasi”, kata Raha.
Dia
mengatakan jet tempur tersebut, memiliki kemampuan membawa senjata nuklir dan
dilengkapi dengan rudal terbaru, dan akan sangat meningkatkan kemampuan
Angkatan Udara India.
Ketika
ditanya tentang kekuatan armada tempur, katanya selain Rafale, India juga akan
menghasilkan jet tempur ringan (LCA) Tejas dalam jumlah besar. “Upaya ini
untuk meningkatkan lini produksi. Semakin banyak jumlah pesawat yang
diproduksi, maka semakin cepat kita menutup kesenjangan diantara pesawat usang
dan tua”, kata Raha.
IAF telah
memajang salah satu pesawat tempur usang MiG-27 di depan Bandara Internasional
Netaji Subhas Chandra Bose. Penempatan MiG-27 tersebut diresmikan oleh Komandan
Angkatan Udara.
Dia juga
mengatakan pemerintah masih memikirkan pengadaan pesawat tempur lain untuk
mengisi kesenjangan dengan cepat. Mengenai perkembangan pesawat tempur generasi
kelima (FGFA) kerjasama dengan Rusia, Raha mengatakan mereka sudah bekerja
dengan Rusia pada penelitian dan pengembangan.
“Proyek ini
sudah dinegosiasikan. Desain awal untuk pesawat kita telah selesai, jika
negosiasi Risat dan Pengembangan telah rampung berikut penandatanganan kontrak
maka kita harus memiliki pesawat ini dalam waktu 5 hingga 6 tahun berikutnya”,
kata Raha.
0 comments:
Post a Comment