Vietnam
dilaporkan diam-diam melakukan pengerukan di area terumbu karang yang
disengketakan di Laut China Selatan. Tindakan Vietnam ini berpotensi memicu
kemarahan China yang jadi pengklaim utama kawasan itu.
Citra
satelit menunjukkan kegiatan pengerukan dilakukan oleh Vietnam di Ladd Reef di
Kepulauan Spratly. Kawasan terumbu karang itu juga diklaim oleh Taiwan. Citra
satelit tersebut disediakan oleh perusahaan satelit yang berbasis di Amerika
Serikat, Planet Labs, pada tanggal 30 November 2016. Menurut cita satelit,
kapal-kapal juga berada di lokasi terumbu karang yang dikeruk Vietnam.
Vietnam
belum mengkonfirmasi data citra satelit perusahaan AS itu, sehingga belum
diketahui tujuan dari proyek pengerukan situs terumbu karang di Kepualauan
Spratly. Meski demikian, pengerukan area terumbu karang seperti yang terjadi di
masa lalu telah menyebabkan pekerjaan konstruksi yang lebih luas di kawasan
terumbu karang lainnya.
”Kami bisa
melihat bahwa di lingkungan ini, ada ketidak percayaan strategis Vietnam. Mereka dengan cepat meningkatkan pertahanannya,” kata Trevor Hollingsbee,
seorang pensiunan angkatan laut yang menjadi analis intelijen Kementerian
Pertahanan Inggris, kepada Reuters, Jumat (9/12/2016).
”Mereka
melakukan segala sesuatu yang mereka bisa untuk memperbaiki kelemahan apapun,
dan bahwa pos di Ladd Reef memang terlihat rentan,” ujarnya.
Sebelumnya
pada bulan Agustus, Vietnam telah melengkapi beberapa pulau di kawasan sengketa
dengan peluncur roket artileri mobile, yang diklaim mampu menghantam China serta
kapal-kapal yang melintasi perairan strategis di Laut China Selatan.
Greg Poling,
seorang ahli Laut China Selatan di Washington Center for Strategic and
International Studies mengatakan tidak jelas seberapa jauh kegiatan Hanoi di
terumbu karang tersebut. Dia percaya bahwa kegiatan itu sebagai upaya Hanoi
untuk meningkatkan akses bagi kapal dan perahu nelayan mereka, bukan bertujuan
merenovasi pulau untuk dijadikan pangkalan militer.
”Vietnam
tahu, (mereka) itu tidak dapat bersaing dengan China, tetapi tidak ingin
meningkatkan kemampuannya untuk mengawasi mereka (China),” ujar Poling kepada
Reuters.
0 comments:
Post a Comment