Sistem rudal
Patriot selama ini dikenal sebagai sistem rudal pertahanan untuk menghadang
rudal balistik taktis. Meningkatnya ancaman udara mendorong Angkatan Darat AS
dan sekutu utama mereka di seluruh dunia untuk mengembangkan sistem ini agar
mampu menjadi predator segala ancaman.
Saat ini
Angkatan Darat Amerika Serikat atau US Army dan produsen senjata sedang
menganalisis radar untuk melakukan upgrade rudal Patriot agar mampu
menghancurkan target yang lebih luas dari drone, helikopter, rudal jelajah
rudal balistik taktis dan pesawat kecepatan tinggi.
Sebuah
prototype yang ditawarkan Raytheon meliputi penambahan teknologi baru yang
dirancang untuk mengimbangi ancaman yang berkembang cepat baik di atas dan di
luar rudal balistik taktis yang menjadi target ketika Patriot awalnya
dirancang.
“Kisaran
ancaman telah berkembang jauh melampaui rudal balistik taktis yang semua orang
berfokus pada hal itu,” kata Joe DeAntona, Vice President for Business
Development and Strategy, Raytheon Integrated Air and Missile Defense, kepada
Scout Warrior dalam sebuah wawancara.
Prototipe
radar Patriot baru yang diusulkan Raytheon menggunakan dua teknologi kunci active electronically scanned array yang mengubah cara radar melakukan
pencarian di langit dan gallium nitride circuitry, yang menggunakan energi secara
efisien untuk memperkuat radar high power radio frequencies.
Menurut
Raytheon radar “AESA GaN” ini memungkinkan kemampuan deteksi 360 derajat dan
lebih kuat, lebih efisien dan lebih murah untuk menjalankan dan mempertahankan.
Upgrade
Raytheon diusulkan di tengah upaya Angkatan Darat saat ini untuk meng-upgrade
radar, teknologi pengendalian tembakan dan software penerbangan untuk rudal
Patriot sebagai cara untuk mengasah kemampuan pelacakan target serangan musuh
yang mendekat.
Angkatan
darat menekan kontrak dengan Lockheed Martin untuk lebih mengembangkan kemajuan
teknologi untuk senjata ini. Modifikasi senilai US$13,4 juta termasuk untuk jasa
rekayasa phased array tracking radar intercept di PATRIOT Advanced Capability 3
(PAC-3) Missile Segment Enhancement (MSE) atau yang dikenal sebagai PAC-3 MSE.
“Program
PAC-3 MSE termasuk perangkat lunak penerbangan, pengujian penerbangan,
modifikasi dan kualifikasi subsistem, perencanaan produksi dan peralatan, dan
dukungan untuk integrasi penuh sistem Patriot,” kata Lockheed.
Selama
beberapa tahun terakhir, Patriot Angkatan Darat berhasil menghancurkan rudal
balistik simulasi dalam uji tembak untuk mendemonstrasikan teknologi bimbingan
baru yang diinstal di senjata ini.
Patriot
Advanced Capability-3 adalah rudal pencegat dengan menggunakan energi kinetik
yang dirancang untuk melumpuhkan ancaman. Sebagai interceptor energi
kinetik, senjata bergantung pada kekuatan semata ketika menghancurkan target
musuh tidak perlu menggunakan bahan peledak atau yang kerap disebut sebagai
“hit-to-kill”.
Patriot
dapat digunakan untuk ancaman mendekati target seperti drone, rudal jelajah dan
bahkan pesawat musuh. Pada saat yang sama, rudal dapat menghancurkan rudal
balistik.
Sistem rudal
juga berfungsi bersama-sama dengan Terminal High Altitude Air Defence (THAAD)
yang akan memberikan Amerika perlindungan berlapis.
Untuk
mencegat rudal yang masuk, sistem ini mengarahkan menuju titik mencegat yang
telah ditentukan dipilih oleh komputer, memilih lintasan yang tepat, dan
kemudian melesatkan rudal yang akan bertemu dengan target musuh di titik yang
direncanakan.
Berada dalam
pelayanan sejak awal 80-an, rudal Patriot telah beberapa kali ditingkatkan
termasuk perbaikan software MSE terbaru. Tes baru-baru ini telah dirancang
untuk menilai teknologi pelacakan target lebih baru yang disebut Deployment
Build atau PDB-8.
“Perangkat
luank PDB 8 adalah software utama yang menyediakan peningkatan kemampuan
terhadap ancaman yang berkembang dan sepenuhnya kompatibel dengan IBC
(Integrated Battle Command). Ancaman udara yang terus berkembang biak
dan semakin canggih memerkukan peningkatan sistem Patriot untuk menyesuaikan
dengan ancaman yang ada saat ini.
0 comments:
Post a Comment