Wednesday 15 February 2017

Bomber B-21 Diusulkan Untuk Air Force One


Sebuah panel analis kedirgantaraan dan pertahanan  mengusulkan kepada Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mencari pengganti alternative pesawat Boeing 747-8 untuk Air Force One. Salah satu yang diusulkan cukup mengejutkan yakni bomber B-21 yang saat ini sedang dibangun Northrop Grumman.

Grup yang menulis untuk  Wright Williams & Kelly (WWK), perangkat lunak manajemen biaya dan perusahaan konsultan, mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa kekhawatiran Presiden Donald Trump tentang biaya besar untuk memodifikasi dua atau tiga Boeing 747-8 menjadi Air Force One bisa dikurangi secara  signifikan dengan mengubah persyaratan  yang menuntut pesawat harus menggunaka empat mesin dan bisa membawa 70 penumpang.

Pesawat dua mesin modern dinilai sangat handal dan layak untuk digunakan sebagai pesawat angkut presiden. Jika persyaratan ini diubah menjadi pesawat dua mesin maka  Angkatan Udara akan memiliki alteternatif lebih banyak  bukannya terbatas pada Boeing 747-8 atau Airbus A380.

Pada bulan Desember, Trump telah mengecam program Air Force One yang menurutnya menghabiskan US$ 3,2 miliar. Biaya ini dinilai tidak terkendali. Menteri Pertahanan James Mattis sejak dilantik kemudian  memerintahkan ulasan lengkap dari proyek dan persyaratan untuk menghemat biaya.

Danny Lam, yang memberikan kontribusi untuk laporan WWK dan juru bicara kelompok analis ini mengatakan  laporan difokuskan pada B-21 dan 737. Ini tidak mengesampingkan Boeing 767, atau airframes asing yang dibangun oleh Airbus, Bombardier atau Embraer . Tetapi pesawat dari  Rusia dan China tidak dimasukkan.

Opsi paling bijaksana adalah amada 737, karena jenis tersebut telah diadaptasi untuk penggunaan militer dengan biaya besar. C-40 berbasis 737-700 sudah digunakan untuk transportasi penumpang oleh  Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS.

737 juga telah diubah menjadi kapal pemburu kapal selam P-8A Poseidon Angkatan Laut Amerika, Australia, India, Norwegia, dan Inggris.  Pesawat ini juga menjadi  dasar untuk pesawat peringatan dini Australia, Korea Selatan, dan Turki. Boeing juga menawarkan sebagai  pengganti pesawat mata-mata E-8C, EC-130H Compass Call  dan RC-135 Rivet Joint.

CFM56-7B  yang merupakan versi C-40 B/C  dan dioperasikan oleh Angkatan Udara membawa 26-32 atau 42-111 penumpang, tergantung pada konfigurasi.  Pesawat memiliki rentang 4.500-5.000 nm tanpa pengisian bahan bakar di udara.  Pesawat bisa lepas landas  dari Joint Base Andrews di Maryland ke Perancis, Jerman, Inggris, Amerika Selatan dan Afrika Utara.

Dengan pit-stop di Travis AFB, California, itu bisa mencapai Hawaii atau berpotensi hingga Jepang tapa pengisian bahan bakar. P-8A, didasarkan pada  badan pesawat 737-800ERX, memiliki jangkauan kurang bila bersenjata lengkap dan dimuat, tapi dilengkapi dengan pengisian bahan bakar udara dan praktis lengkap dengan perlatan militer seperti antena radio dan datalink, banyak item yang sama dengan kebutuhan 747-8  untuk Air Force One.

“Semua hal yang diperlukan 747  itu sudah dilakukan pada 737,” kata Lam dilansir Aviation Week Sabtu 10 Februari 2017. “Sebuah pesawat berbasis 737 mungkin akan memenuhi sebagian besar kebutuhan mereka dan itu akan lebih murah. Kami masih akan terbang 737  setidaknya 30 tahun ke depan. ”


737 adalah pesawat komersial terkecil Boeing, dan dapat mengakses  bandara dan landasan pacu pendek dibandingkan raksasa 747-8.

Di bagian lain Lam mengatakan 767-2C lebih besar dan telah dijadikan dasar untuk membangun tanker KC-46 Pegasus Angkatan Udara. Pesawat ini juga dinilai layak untuk Air Force One.

Bomber B-21 Force One

Yang menarik adalah usulan menggunakan  B-21. Usulan ini lebih menekankan karena factor keamanan. Lan mengatakan teknologi rudal permukaan ke udara semakin tinggi bahkan untuk aktor non-negara dan kelompok-kelompok gerilya. Ini akan menjadi  ancaman yang signifikan untuk Air Force One yang akan sangat rentan jika menggunakan 747-8.

“747 adalah target mudah radar karena ukurannya besar,” katanya. “(B-21) dibangun dengan sifat siluman, dengan kemampuan nuklir dan sangat dilindungi. Pesawat memang akan menjadi sangat sempit bagi manusia tetapi itu akan menjadi platform survivable, terutama jika dioperasikan berdua atau bertiga. ”

Rincian dari B-21 yang juga dikenal sebagai Long Range Strike Bomber ini masih dirahasiakan, tetapi pembangunan telah dimulai awal tahun lalu dengan penyebaran awal diharapkan pada pertengahan 2020-an.

Karena spesifikasi B-21 masih sangat dirahasiakan, laporan ini menggunakan dasar dari B-2 Spirit. Lam mengatakan teluk senjata internal  dan kompartemen lainnya dapat dihilangkan  dan dimodifikasi untuk membawa sejumlah orang

Karena kapasitas penumpang mereka berkurang, jika menggunakan 737 dan B-21 maka akan membutuhkan pesawat tambahan untuk membawa staf pemerintah dan  dukungan militer serta anggota pers. Personil non-esensial akan menjaga jarak dari pesawat kepresidenan utama untuk keselamatan dan berkomunikasi melalui directional, datalink terenkripsi.

Kargo berat, seperti helikopter kepresidenan dan limusin antipeluru, sudah dibawa  secara terpisah oleh pesawat kargo militer, khususnya Boeing C-17 Globemaster, Lockheed Martin C-5 Galaxy dan C-130 Hercules. Pengisian bahan bakar di udara akan disediakan oleh Boeing KC-135 Stratotanker, KC-10 Extender dan KC-46.



Dalam hal prestise AS, Lam mengatakan 747 “Jumbo Jet” tidak lagi menjadi hal yang luar biasa seperti ketika diperkenalkan pada 1970-an dan bisa segera punah. Selain itu juga telah ada Airbus A380 superjumbo yang menjadikan pesawat raksasa bukan lagi hal yang mengagumkan.

0 comments:

Post a Comment