Perang
nuklir Amerika Serikat (AS) dengan China bisa pecah tanpa terduga karena diduga
terprovokasi oleh pangkalan-pangkalan militer Washington yang menjamur di
Pasifik. Menurut jurnalis dan pembuat film dokumeter John Pilger
pangkalan-pangkalan militer AS itu ditujukan untuk Bejing.
Analisis
jurnalis pemenang British Academy of Film and Television Arts (BAFTA) ini
muncul dalam film dokumenter terbarunya, ”The Coming War on China” yang akan
ditayangkan sejumlah media Rusia.
Pilger dalam
analisisnya menyebut ekspansi ambisius Beijing dan reklamasi pulau di Laut
China Selatan pada kenyataannya merupakan respons terhadap kegiatan militer AS
di sekitar perbatasan.
Seperti
diketahui, kebijakan Presiden AS Barack Obama untuk Asia pada 2011 telah
mengakibatkan pembangunan 400 pangkalan AS, termasuk di Guam, di tempat lain di
Laut China Selatan, Korea Selatan dan Jepang. Titik-titik pangkalan militer AS
itu praktis melingkari China.
”Pemenang
Hadiah Nobel Perdamaian, Barack Obama, telah berkomitmen (investasi) triliunan
dolar untuk senjata nuklir kami. Dia melakukan (investasi) triliunan dolar bagi
masa depan untuk perang di ruang angkasa. Dan kami perlu musuh untuk semua
(dari) uang ini dan China adalah musuh yang sempurna,” kata James Bradley,
penulis “China Mirage” dalam film dokumenter karya Pilger, yang dilansir Russia
Today, Kamis (8/12/2016).
Menurut
Pilger, media memainkan peran kunci dalam mempromosikan ide “ancaman China”
menjadi berita besar. Setidaknya hal itu terbukti dengan sikap China yang sudah
merasa di bawah ancaman. Jurnalis ini menggambarkan bahayanya AS untuk
memprovokasi China untuk perang.
”Titik
tentang semua ini adalah, saya tidak berpikir ada yang ingin perang nuklir atau
bahkan perang antara kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan China. Tapi apa yang terjadi di sini adalah bahwa peletakan dasar, penilaian dari
kesalahan potensial dan insiden,” ujar Pilger.
Film
dokumenter ini juga berisi wawancara Pilger dengan Asisten Menteri Luar Negeri
AS, Daniel R. Russel, yang menyatakan bahwa kehadiran militer AS di Pasifik
“disambut hangat oleh sebagian besar negara-negara pesisir dan sepenuhnya
diterima oleh China. Tapi, Pilger
merasa komentar diplomat AS itu jauh dari kebenaran. ”Kesan saya adalah bahwa
mereka (negara-negara pesisir) takut,” katanya.
”Kami
berdiri di beberapa menit sebelum tengah malam dalam hal ancaman perang nuklir.
Tujuan dari film ini adalah untuk mematahkan sains. Sebuah perang nuklir
tidak lagi terpikirkan,” ujar Pilger.
0 comments:
Post a Comment