Amerika
Serikat (AS) siap untuk konfrontasi dengan China yang terus mengklaim wilayah
maritim melampaui batas di Laut China Selatan. Demikian disampaikan Kepala
Komando Pasifik AS Laksamana Harry Harris dalam sebuah pidato di Sydney, hari
Rabu.
Komentar itu
berpotensi meningkatkan ketegangan kedua negara yang sedang memanas. China
mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan yang menghasilkan sekitar
US$5 triliun setiap tahunnya dari lalu lintas kapal-kapal perdagangan. Namun,
Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim
yang saling tumpah tindih.
AS telah
meminta China untuk menghormati putusan pengadilan arbitrase di Den Haag awal
tahun ini yang membatalkan klaim teritorial Beijing atas perairan strategis di
Laut China Selatan. Tapi, kata Harris, Beijing terus bertindak secara ”agresif”
sehingga AS siap untuk menanggapinya.
”Kami tidak
akan mengizinkan domain bersama ditutup secara sepihak, tidak peduli berapa
banyak yang sudah dibangun di pulau buatan di Laut China Selatan,” kata Harris.
”Kami akan
bekerja sama ketika kami bisa, tapi kami akan siap untuk menghadapi ketika kami
harus (melakukannya),” lanjut Harris, seperti dikutip Reuters, Kamis
(15/12/2016).
Sementara
itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang saat ditanya sikap
Beijing terkait komentar pejabat militer AS itu, mengatakan bahwa situasi di
Laut China Selatan saat ini stabil berkat kerja keras dari China dan
negara-negara lain di wilayah tersebut.
”Kami
berharap AS dapat mematuhi janji-janjinya untuk tidak memihak pada sengketa
kedaulatan di Laut China Selatan, menghormati upaya negara-negara di kawasan
untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selatan dan
berbuat lebih banyak untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di sana,”
ujarnya dalam konferensi pers.
0 comments:
Post a Comment