Saturday, 10 December 2016

Naval Strike Missile Norwegia, Bukan Rudal Cepat, Tetapi Rudal Pintar


Rudal modern di laut bisa dikatakan dimulai pada bulan Oktober 1967, ketika kapal Israel Eilat yang sedang berlayar 14 mil di lepas pantai Port Said, disergap oleh sepasang kapal rudal kelas Osa. Kapal ini meluncurkan empat rudal yang tiga diantaranya menghantam Eilat. Kapal eks-Angkatan Laut Inggris ini pun tenggelam dan dan menewaskan 47 pelaut.

Tenggelamnya Eilat mengguncang angkatan laut yang memicu perlombaan senjata rudal anti-kapal. Hanya dalam waktu 10 tahun, angkatan laut di berbagai Negara telah memiliki kapal yang membawa rudal anti-kapal. Persaingan terus berlanjut sampai akhir Perang Dingin.

Sekarang, dengan kebangkitan Angkatan Laut China dan Rusia, banyak negara termasuk Amerika Serikat kembali bergerak untuk rudal anti-kapal mereka yang sudah tua dengan desain yang lebih modern.

Salah satu desain rudal taktis terbaru adalah yang dibangun oleh perusahaan Kongsberg Norwegia. Negara tetangga Rusia ini dengan garis pantai yang sangat panjang memerlukan system rudal modern yang mampu mempertahankan garis pantai mereka.


Hasilnya adalah Naval Strike Missile (NSM), desain yang benar-benar baru. Kongsberg menggambarkan senjata ini sebagai “satu-satunya rudal presisi jarak jauh generasi kelima yang ada di dunia saat ini.


”NSM diluncurkan dari helikopter atau kapal dengan booster roket berbahan bakar padat yang dapat mempercepat rudal mencapai kecepatan jelajah. Beberapa detik kemudian, tendangan mesin turbojet akan mendorong rudal ke target. NSM memiliki jangkauan lebih dari 100 mil.

Tidak seperti rudal supersonik P-800 Oniks Rusia, yang mampu mencapai kecepatan 2,5 Mach, NSM tetap jauh di bawah kecepatan supersonik. Namun Kongsberg lebih percaya pada “rudal pintar, bukan rudal cepat.

”Filosofi ini telah menciptakan sebuah rudal yang sama sekali berbeda dari desain yang ada sekarang. Dari pada mencoba mengatasi pertahanan musuh dengan rudal cepat, Kongsberg membuat rudal yang lebih sulit untuk dideteksi hingga akhirnya sulit diintersep.

NSM dirancang untuk menjadi rudal low observation dan tidak sepenuhnya siluman, tetapi Kongsberg membuat desain untuk mengurangi deteksi radar pada rudal. Rudal antikapal lain seperti Harpoon Amerika dan Exocet Prancis juga tidak sepenuhnya siluman. NSM menggabungkan ini dengan kemampuan terbang rendah di atas permukaan laut atau sea skimming untuk bersembunyi di bawah radar.

Kebanyakan rudal antikapal di pasar senjata global menggunakan radar pencari aktif untuk menuju target mereka. Meskipun efektif, sinyal radar akan memberi kesempatan musuh untuk mendeteksi rudal dengan peralatan tindakan dukungan elektronik mereka. NSM memilih menggunakan sensor pencitraan pasif inframerah yang tidak memancarkan sinyal yang dapat di identifikasi.

Penanggulangan pasif bukan satu-satunya alat dalam kotak peralatan NSM. Rudal ini mampu manuver G tinggi di fase terminal, membuat jalur rudal sulit diprediksi. Hal ini sangat berguna untuk menghindari serangan system senjata jarak dekat eperti Phalanx CIWS atau Type 730 China.

Rudal juga memiliki kemampuan untuk memilih sasaran secara otonom dari kelompok kapal. Selanjutnya, dengan kemampuan Naval Strike Missile selectability, yang berarti rudal dapat diprogram untuk menyerang bagian tertentu dari kapal musuh tertentu, seperti gate dan lainnya.

Rudal membawa 276 pound hulu ledak tinggi yang memiliki fuse diprogram, yang memungkinkan untuk meledak pada jarak yang ditentukan dari titik dampak. Rudal tersebut digambarkan memiliki hulu ledak titanium, yang kemungkinan akan membantu menembus lambung kapal musuh.


NSM saat ini dalam pelayanan dengan Angkatan Laut Norwegia, di mana Fridtjolf Nansen class Fregat Aegis dan kapal serangan cepat Skjold. Rudal ini juga beroperasi dengan Divisi Rudal Pesisir Polandia, yang mempekerjakan versi truk-mount.


Militer Amerika Serikat yang sedang mencari pengganti Harpoon, sangat tertarik dengan rudal serbaguna ini, terutama juga karena bisa digunakan untuk helicopter Seahawk, kapal penjelajah, kapal perusak dan kapal tempur pesisir (LCS).


Rudal itu di uji tembak dari USS Coronado pada tahun 2014, menghantam target kapal tes yang gerak di lepas pantai California. Kongsberg menduga akan memiliki masa depan cerah di Amerika hingga mereka berencana untuk memproduksi rudal ini di Kentucky bekerjasama dengan Raytheon.





Kongsberg telah mengembangkan varian dari NSM yang dikenal sebagai Joint Strike Missile (JSM) yang dimaksudkan untuk menyerang target darat dan kapal dari jarak jauh. Rudal itu dirancang agar sesuai dengan teluk senjata internal F-35.


Untuk mencapai hal ini, asupan udara turbojet dipindahkan dari bagian bawah rudal ke kedua sisi, dan sirip rudal juga diubah. NSM memang belum digunakan secara luas saat ini, tetapi tampaknya memiliki masa depan yang cerah.


0 comments:

Post a Comment