Secara
matematika, kapal selam rudal balistik kelas Ohio mungkin menjadi sistem
senjata paling merusak yang pernah dibuat oleh manusia. Kapal sepanjang 170
meter ini dapat membawa 24 rudal balistik kapal selam (SLBM) Trident II yang
dapat ditembakkan dari bawah air untuk menyerang target pada jarak lebih dari
7.000 mil.
Trident II
mampu terbang pada kecepatan hingga 24 Mach, terbagi menjadi hingga delapan
independent reentry vehicles, masing-masing dengan hulu ledak nuklir 100 atau
475-kiloton. Singkatnya, salvo penuh dari kapal selam kelas Ohio yang bisa
diluncurkan dalam waktu kurang dari satu menit tersebut bisa melepaskan hingga 192 hulu
ledak nuklir untuk melenyapkan 24 kota dari peta.
Itu baru
satu kapal selam, sementara Angkatan Laut Amerika memiliki 14 kapal selam kelas
Ohio. Ini adalah mimpi buruk dari kiamat. Pesaing
terdekat kapal selam kelas Ohio adalah satu-satunya yang tersisa yaitu kapal selam
kelas Typhoon Rusia.
Sebuah kapal
yang lebih besar dengan 20 tabung peluncuran rudal balistik. Namun, China,
Rusia, India, Inggris dan Prancis semua mengoperasikan beberapa kapal selam
rudal balistik dengan berbagai persenjataan dan rudal bahkan beberapa kapal
selam tersebut akan cukup untuk memusnahkan kota-kota besar di negara maju,
tetapi untuk menyaingi Ohio cukup sulit.
Dalam
skenario perang nuklir, serangan pertama akan dilakukan untuk menghancurkan
fasilitas peluncuran rudal nuklir darat dan pembom nuklir. Akan sangat
sulit untuk melacak kapal selam rudal balistik (juga disebut boomer) yang berpatroli diam-diam di kedalaman laut sehingga kecil kemungkinan akan jadi
korban serangan pertama. Kecuali
sebelum serangan dilakukan, musuh sudah mendapatkan kepastian target baik
fasilitas darat, pembom ataupun kapal selam rudal balistik.
Sehingga
ketika serangan dimulai maka ketiga kaki ini dihancurkan bersama. Tetapi sekali
lagi, tidak mudah untuk mendeteksi kapal selam di samudera yang begitu luas dan
jumlah kapal selam juga tidak hanya satu.
Dengan
demikian, ketika serangan berhasil melumpuhkan fasilitas nuklir darat dan
pembom, bukan berarti perang telah berakhir. Kapal selam rudal balistik akan
menjadi pembalas dendam kepada lawan.
Kapal Kelas
Ohio mulai beroperasi pada tahun 1980 sebagai pengganti armada kapal selam
rudal balisitk Amerika yang terdiri dari lima kelas yang berbeda. Secara umum
dikenal sebagai “41 For Freedom”, kapal ini memiliki bobot lebih dari 18.000
ton saat tenggelam, yang menjadikan boomer baru ini tetap kapal selam terbesar
yang ada dalam layanan di Angkatan Laut dan kapal selam terbesar ketiga yang
pernah dbangun Amerika Serikat.
Dengan pengecualian dari Henry M. Jackson,
semua kapal diberi nama dengan negara bagian Amerika Serikat, yang biasanya hanya
digunakan untuk nama kapal selam permukaan besar. Dalam hal
pertukaran nuklir, boomer kemungkinan akan menerima perintah menembak melalui
transmisi radio frekuensi sangat rendah.
Bisa
Berkali-Kali Hancurkan Dunia
Delapan
kapal kelas Ohio awal dibangun untuk meluncurkan rudal balistik Trident I C4
yang merupakan versi lanjutan dari rudal balistik sebelumnya Poseidon SLBM.
Namun, sekarang semua boomer telah dipersenjatai dengan rudal balistik Trident
II D5, yang memiliki jangkauan 50 persen lebih besar dan sangat akurat, yang
dapat memungkinkan mereka untuk tepat menghantam instalasi militer penting
ketika menjadi senjata serangan pertama.
Kapal selam
kelas Ohio juga dilengkapi dengan empat tabung 21 inci yang bisa meluncurkan
torpedo Mark 48. Namun, ini dimaksudkan terutama untuk pertahanan diri ketika
diburu atau memburu kapal selam lawan.
Reaktor
nuklir kapal selam memberikan ketahanan di dalam air hampir tak terbatas dan
kemampuan untuk mempertahankan kecepatan jelajah 20 knot (23 mil per jam) sambil
menghasilkan sangat sedikit kebisingan.
Kapal selam
nuklir secara stabli melakukan patroli, dan jarang berkomunikasi agar tetap
mempertahankan karakter siluman mereka. Setiap kapal selam kelas Ohio memiliki
dua awak yang teridiri dari 154 personil yang ditunjuk Gold dan Blue, yang akan
bergantian berangkat patroli yang berlangsung rata-rata 70-90 hari di bawah
air, dengan rekor terpanjang adalah 140 hari oleh USS Pennsylvania.
Sebanyak 18
kapal selam Kelas Ohio dibangun. Akhir Perang Dingin, dan terutama dengan
adanya Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis, mengakibatkan pengecilan
kekuatan nuklir Amerika.
Namun,
bukannya mempensiunkan beberapa kapal Ohio yang tertua seperti rencana awal,
Angkatan Laut memutuskan untuk merombak empat dari 18 kapal selam kelas Ohio
untuk digunakan sebagai pembawa rudal jelajah untuk melancarkan serangan
konvensional terhadap target tanah dan laut yang dimulai dengan USS Ohio.
Dari 14
kapal selam rudal balistik Kelas Ohio yang tersisa, sembilan boomer berbasis di
Bangor, Washington untuk melakukan patroli di Samudera Pasifik, sementara lima
ditempatkan di Kings Bay, Georgia untuk operasi di Atlantik.
Sementara
itu, perjanjian New START yang mulai berlaku pada tahun 2011 memberikan batasan
tambahan pada jumlah senjata nuklir yang dikerahkan. Rencana saat ini adalah
untuk menjaga 12 kapal selam kelas Ohio aktif dengan masing-masing membwa 20
Trident II, sementara dua boomer lebih tetap dalam perbaikan, menjaga total 240
rudal aktif pada satu waktu dengan 1.090 hulu ledak di antara mereka. Itu masih
cukup untuk menghancurkan dunia beberapa kali.
Kelas Ohio
akan melayani sampai akhir tahun 2020-an, dan bahkan mungkin menerima beberapa
tambahan upgrade siluman akustik sampai mereka digantikan oleh penggantinya yang
disebut sebagai Kelas Columbia.
0 comments:
Post a Comment