North
America XB-70 Valkyrie adalah bomber terbesar dan tercepat yang pernah dibangun
oleh Amerika Serikat, tetapi pesawat enam mesin besar dengan kemampuan terbang
3.0 mach ini tidak pernah masuk produksi. Hanya satu prototipe yang masih ada
dan diawetkan di museum di Dayton, Ohio. Sementara Boeing B-52 yang seharusnya
digantikan pesawat ini masih tetap terbang sampai sekarang bahkan masih akan
terus terbang cukup lama.
Ide di balik
XB-70 berasal pada tahun 1950 ketika diasumsikan semakin tinggi kecepatan yang dimiliki
dan semakin tinggi dia mampu terbang maka akan memungkinkan pembom Amerika bertahan
melawan pertahanan udara Soviet karena tidak bsia terjangkau dan mengejar.
Sehingga pesawat akan bisa menghujani Soviet dengan bom dari langit.
Pada saat
itu, satu-satunya pertahanan yang efektif terhadap pembom adalah pesawat tempur
dan artileri antipesawat. Bahkan kemudian, senjata anti-pesawat yang hanya
sedikit efektif dan pencegat akan ditantang oleh kinerja bomber yang terus
membaik.
Namun,
munculnya rudal permukaan ke udara (SAM) mulai mengubah keseimbangan. Meski
Angkatan Udara AS menyadari kemajuan Soviet dalam teknologi SAM, Pentagon tidak
mau paham sampai akhirnya Francis Gary Powers pilot pesawat mata-mata U-2
ditembak jatuh saat terbang di atas Uni Soviet pada tanggal 1 Mei, 1960. Namun
kala itu perkembangan XB-70 tetap diteruskan.
Dengan
kesadaran bahwa SAM Soviet menimbulkan ancaman yang meningkat untuk pembom
Amerika, Pentagon mulai mengeksplorasi penetrasi tingkat rendah sebagai
alternatif. Penetrasi tingkat rendah dilakukan dengan terbang di bawah radar
menggunakan medan untuk menutupi pendekatan pembom, yang sangat mengurangi
waktu respon musuh.
Selain itu,
pengembangan rudal balistik antarbenua sangat mengurangi ketergantungan Amerika
Serikat pada pembom berawak. Banyak strategi militer terkemuka waktu itu
meyakini pembom terlalu rentan untuk bertahan hidup saat melakukan perjalanan
ke wilayah udara Soviet. Akibatnya,
Presiden John F. Kennedy memutuskan untuk membatalkan XB-70 sebagai program
bomber garis depan pada 28 Maret 1961.
Meski begitu
program uji XB-70 terus dilakukan. Pesawat melakukan penerbangan pertama pada
21 September 1964, ketika terbang dari Palmdale ke Edwards Air Force Base,
California. Tapi XB-70 pertama terbukti mengecewakan karena stabilitas yang kecil di atas 2,5 Mach dan hanya satu yang membuat penerbangan di atas mach 3. Jet kedua, terbang pada 17 Juli 1965, menambahkan dihedral lima derajat pada
sayap untuk stabilitas supersonik yang lebih baik.
Tragedi
terjadi pada tanggal 8 Juni 1966, ketika prototipe kedua XB-70 hancur dalam
kecelakaan setelah tabrakan udara dengan pesawat pendamping uji F-104N. Dua
orang tewas dan satu terluka parah akibat kecelakaan itu.
Hilangnya
pesawat kedua yang sebenarnya jauh lebih mumpuni daripada yang pertama adalah
sebuah langkah mundur besar. Pengujian tetap diteruskan sampai 4 Februari 1969.
Pada akhirnya, XB-70 pertama melakukan 83 penerbangan dengan mencatat waktu 160
jam 16 menit, sedangkan yang kedua XB-70 melakukan 46 penerbangan dengan 92 jam
22 menit.
Meski begitu
XB-70 merupakan keajaiban teknologi pada saat itu. Tetapi dia pesawat yang
datang pada waktu yang salah. Pesawat lahir saat rudal balistik dianggap
menggantikan pembom berawak. Selain itu, perkembangan saat itu semakin jelas
bahwa kecepatan tinggi dan ketinggian tinggi tidak menjamin perlindungan dari
serangan rudal permukaan ke udara atau jet tempur Rusia generasi berikutnya.
Hingga akhirnya B-70 dipaku di peti mati.
0 comments:
Post a Comment