TNI AL
menggelar rapat pimpinan (rapim) guna menindaklanjuti arah kebijakan hasil
Rapim TNI 2017. Di antara hal yang digarisbawahi adalah terkait armada di
perairan Nusantara.
Kepala Staf
TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan, luas wilayah RI bila
dibentangkan hampir sama dengan benua Eropa. Karena itu, harus ada penambahan
armada yang saat ini hanya dua, Armada Barat dan Armada Timur, agar lebih
menjangkau wilayah perairan Tanah Air.
"Ke
depan kita butuh keniscayaan armada, sehingga tidak hanya dua tapi tiga,"
kata Ade dalam jumpa pers di Auditorium Yos Sudarso, Mabes TNI, Cilangkap,
Jakarta Timur, Jumat (20/1/2017).
Diceritakan
dalam sejarah, kata Ade, Armada Indonesia 1967 memiliki tiga, yakni Armada
Siaga, Armada Nusantara, dan Armada Samudera. Setelah melalui proses, kemudian
digabungkan menjadi Armada Republik Indonesia.
Armada
tersebut, Ade melanjutkan, kini dibagi menjadi Armada Barat dan Armada Timur.
Namun setelah dikaji, TNI AL butuh satu lagi armada, guna pengembangan di
wilayah timur.
"Sehingga
beban di timur tidak terlalu berat, karena jangkaun Armada Timur itu mulai dari
Tegal sampai ke perbatasan Papua," Ade memaparkan.
Demi
terbentangnya satu kawasan lagi, kata Edi, TNI AL memilih pendekatan Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI) dengan memasang tiga panglima.
"Paling
tidak kita lakukan pendekatan ALKI. ALKI I Panglima Armada Barat, ALKI 2
Panglima Armada Tengah, dan ALKI 3 Panglima kawasan Timur," ujar Ade.
Penambahan
Pasukan
Selain
penambahan armada, kata Ade, TNI AL juga menyoroti terkait pemerataan pasukan
agar tak melulu terpusat di Pulau Jawa. Ade mengatakan pemerataan akan dibangun
dari pangkalan utama AL (Lantamal).
"Kekuatan
AL yang kewilayahan yaitu Lantamal dan kemudian gelar pangkalan kita, itu di
design bertahap, awalnya hanya tiga. Kemudian lima dan 2016 awal sudah jadi
14," kata dia.
Terkait
terus bertambahnya jumlah Lantamal, Ade mengatakan, hal itu berkaitan dengan
lisensi oprasi, seruan TNI AL dekat dengan rakyat di daerah oprasi, dan
efisiensi logistik yang bisa dicapai.
"Ini
(Lantamal) kita bangun untuk efisiensi oprasi logistik itu. Contohnya di
Tarakan, dulu belum ada, hanya berbentuk pangkalan AL (Lanal), di mana
(menjangkau) operasi laut di Sulawesi harus dari Surabaya dulu," dia
menjelaskan.
Ke depan,
Ade menambahkan, Lantamal bukan hanya tersedia untuk kebutuhan logistik, tetapi
juga adanya bunker-bunker untuk penyimpanan bahan bakar TNI AL.
0 comments:
Post a Comment