Pemerintah
dan dunia usaha menilai negara-negara di kawasan Afrika memiliki potensi
sebagai prioritas penjualan produk industri strategis nasional pada tahun
depan. Pelaksana
harian (Plh) Direktur Afrika Ditjen Aspasaf Kementerian Luar Negeri Irwan Iding
mengatakan, pemerintah dan dunia usaha nasional perlu terus memperkuat
konsolidasi dan sinergi dalam menggarap peluang kerja sama dengan Afrika.
Pada 15-16
Desember, telah diselenggarakan Forum Koordinasi Penguatan Diplomasi RI ke
Afrika di Tangerang Selatan. Forum itu dihadiri sekitar 40 peserta dari
kalangan pemerintah dan pengusaha nasional tersebut membahas rencana kegiatan
2017 ke Afrika dan permasalahan yang dihadapi bersama.
Dalam forum
tersebut dibahas produk industri strategis RI Indonesia memiliki potensi untuk dipromosikan ke Afrika dan menetapkan negara-negara Afrika sebagai prioritas
penjualan produk industri strategis.
Misalnya,
saat ini akan diserah terimakan sebuah pesawat CN-235 untuk Senegal dan sebuah
pesawat lagi dalam tahap pembuatan yang dipesan oleh Pemerintah Ghana. Sementara pemesanan pesawat dalam tahap perundingan akhir adalah dari
Pemerintah Nigeria.
Demikian
juga dengan produk dari PT Pindad yang dalam perundingan dengan Pemerintah
Madagascar, Mozambik dan Nigeria.
“Forum
menyepakati bahwa kerja sama di bidang pertanian, khususnya pelatihan merupakan
program kerjasama yang berhasil dikembangkan di Afrika,” tulis laman
Kementerian Luar Negeri, Selasa (20/12/2016).
Adapun, dua
Pusat Pertanian Pedesaan dibangun di Tanzania dan Gambia. Sebanyak 286 orang
yang diberikan pelatihan oleh Pemerintah Indonesia disamping 50 bantuan hibah
traktor ke negara-negara Afrika.
Pemberian
bantuan traktor tersebut, juga sekaligus memperkenalkan produk Indonesia kepada
petani Afrika. Pada tahun depan, Kementerian Pertanian menempatkan prioritas
kerja sama pertanian dengan negara-negara Afrika.
Sementara,
di bidang perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menawarkan
fasilitas Center of Excellence Penangkaran Ikan di Indonesia untuk kerjasama
pelatihan.
Fluktuasi
Mata Uang Di bidang ekonomi, forum mengangkat isu-isu permasalahan perdagangan
seperti fluktuasi mata uang lokal dan kredibilitas mitra lokal. Hal ini dapat
ditangani dengan mengajukan asuransi gagal bayar dan meneliti mitra dengan
lebih teliti yang dapat dibantu oleh KBRI dan ITPC di negara akreditasi.
Ketua Komite
Tetap Kadin Mintardjo Halim mengusulkan perlunya pendirian zona ekonomi khusus
Indonesia di Djibouti untuk mempermudah akses masuk produk RI ke Afrika Timur.
“Pendirian
zona ekonomi khusus tersebut diharapkan dapat memotong biaya logistik ke Afrika
dan menjadi hub distribusi barang-barang Indonesia ke negara-negara sekitar
seperti Etiopia, Sudan dan lain-lain,” katanya.
Adapun,
Afrika merupakan salah satu pasar non-tradisional Indonesia dengan nilai
perdagangan antara RI-Afrika pada 2015 mencapai US$8,2 miliar. Beberapa produk
Indonesia, seperti mie instan, kertas, sabun dan minyak goreng, telah mudah ditemui
diberbagai negara di Afrika.
0 comments:
Post a Comment