Militer
China ternyata melakukan tes penembakan salvo 10 rudal akhir bulan November
2016 lalu. Sebuah pesan khusus untuk Washington yang sedang memasuki masa
transisi menuju pemerintahan Donald Trump.
Media
pemerintah China melaporkan Kamis 1 Desember 2016 bahwa tes dilakukan dengan
menembakkan 10 rudal balistik jarak menengah DF-21. "Rudal ini
bisa menghancurkan pangkalan Amerika Serikat di Asia-Pasifik setiap saat," tulis kantor berita China Xinhua.
Tes
penerbangan diungkapkan oleh China Central Television dilakukan pada 28
November. Pengungkapan peluncuran salvo rudal dilakukan ketika Trump pada hari
Kamis lalu mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan pensiununan Korps Marinir Jenderal James Mattis sebagai Menteri Pertahanan. Mattis adalah salah satu
jenderal warfighting paling terkenal.
Xinhua
melaporkan bahwa DF-21 sebanding dengan rudal jarak menengah Pershing II milik
Amerika Serikat yang menggunakan roket dua tahap dan aerodynamic reentry
vehicle. Pershing II dibongkar di bawah perjanjian INF AS-Rusia.
Rick Fisher,
seorang ahli militer China, menegaskan uji coba rudal melibatkan varian DF-21C.
Fisher, peneliti senior International Assessment and Strategy Center juga
mencatat bahwa uji coba rudal dilakukan saat China sedang melakukan latihan
angkatan laut besar-besaran.
"Militer
China The membenturkan beberapa drum untuk memberikan latar belakang bagi
perang psikologis," kata Fisher dikutip Washington Free Beacon, Sabtu 3
Desember 2016.
DF-21 adalah
dasar untuk beberapa jenis rudal, termasuk varian anti-kapal yang dikenal
sebagai DF-21D. versi lain diyakini menjadi bagian dari arsenal anti-satelit
China. DF-21C
adalah rudal berbasis darat dengan kemampuan pukul pada jarak 1.000 mil. Rudal
ini juga mampu membawa hulu ledak maneuver.
0 comments:
Post a Comment