Kelompok
Islamic State atau ISIS merebut serangkan persenjataan Rusia, termasuk 30 tank
dan sejumlah rudal Grad saat menyerbu Palmyra, Suriah. Kota kuno Palmyra itu
sejatinya sudah berhasil dikuasai pasukan Suriah, tapi direbut kembali oleh
ISIS dalam serangan 10 Desember lalu.
Kemenangan
pasukan Suriah yang dibantu Rusia saat itu bahkan dirayakan dengan menggelar
konser di reruntuhan banguanan-bangunan kuno yang dihancurkan ISIS di Palmyra.
Namun, kini Suriah kehilangan lagi kota bersejarah itu. Rusia telah
menyalahkan Amerika Serikat (AS) yang mereka tuduh sengaja membiarkan kelompok
ISIS dari Irak lari ke Palmyra.
Observatorium
Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), mengatakan ISIS telah menguasai berbagai
persenjataan yang ditinggalkan oleh Rusia di Palmyra. Kelompok
ISIS melalui medianya, Amaq, juga mengonfirmasi bahwa mereka memang berhasil
merebut berbagai senjata Rusia. Melalui medianya itu pula, para militan ISIS
berpose di samping tank-tank dan kendaraan lapis baja Rusia yang mereka rebut.
Laporan
terbaru, yang dikutip dari IB Times, Rabu (14/12/2016), menyebut para militan
ISIS sedang menuju ke pangkalan udara T4, Tiyas, yang terletak sekitar 100km
dari Homs dan 60km dari Palmyra, yang digunakan oleh pasukan Rusia. ISIS
melalui medianya tersebut juga mengklaim bahwa mereka telah mengambil alih
ladang minyak dan gas terdekat.
Militer
Rusia dan Suriah belum berkomentar atas jatuhnya persenjataan Moskow di Palmyra
ke tangan kelompok ISIS.
0 comments:
Post a Comment