Korea
Selatan berencana bergerak lebih cepat untuk mendatangkan system pertahanan
udara Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dari Amerika Serikat. Yonhap News
Agency mengutip sumber Kementerian Pertahanan Korea Selatan melaporkan 11
Desember 2016 lalu penyebaran sistem pertahanan udara awalnya diharapkan akan
selesai pada bulan Juni 2017. Tetapi ketidakpastian politik yang disebabkan
oleh impeachment Presiden Park Geun-hye menjadi salah satu alasan program ini
akan dipercepat.
Sumber itu
mengatakan bahwa daerah yang dipilih untuk menempatkan baterai THAAD sudah
memiliki pasokan listrik dan air hingga penyebaran bisa lebih cepat. THAAD
merupakan salah satu sistem rudal pertahanan paling canggih di dunia saat ini.
Wajar jika kemudian China menolak rencana Washington dan Seoul untuk
menempatkan senjata tersebut di Korea Selatan.
THAAD adalah
sistem pertahanan rudal yang unik dengan presisi yang tak tertandingi, mampu
melawan ancaman di seluruh dunia dengan mobilitas dan penempatan baterai unit
strategis.
Saat ini,
ada lima baterai THAAD masing-masing dengan sekitar 100 tentara ditugaskan
di Ft. Bliss di El Paso, Texas. Salah satu baterai THAAD dikerahkan ke Guam
pada April 2013 dalam rangka untuk mencegah provokasi Korea Utara dan
selanjutnya mempertahankan wilayah Pasifik.
Interceptor
THAAD tidak membawa hulu ledak. Sebaliknya, rudal pencegat menggunakan energi
kinetik murni untuk membunuh rudal balistik baik di dalam maupun di luar
atmosfer. Setiap
peluncur membawa hingga delapan rudal dan dapat menyerang beberapa target
sekaligus. Peluncur rudal yang dibangun Lockheed Martin adalah salah satu
elemen dari empat bagian sistem anti-rudal.
Sementara
itu, China tidak bisa menerima penempatan THAAD ke Korea Selatan dengan
menyebut hal itu akan merusak hubungan antara negara-negara. Penyebaran THAAD
akan memecahkan keseimbangan strategis di kawasan dan menciptakan lingkaran
setan konfrontasi gaya Dingin Perang dan perlombaan senjata, yang bisa
meningkatkan ketegangan.
0 comments:
Post a Comment