Pada akhir
Oktober lalu, seorang perwakilan dari United Instrument Manufacturing
Corporation menyatakan bahwa para ahli di perusahaannya telah menyelesaikan
tipe senjata yang sepenuhnya baru. Keunikan utamanya ialah target senjata ini
merupakan drone tempur mini.
Pesawat
tanpa awak, yang mulai digunakan para tentara sebagai senjata sekitar sepuluh
tahun lalu, telah berubah arah secara keseluruhan di medan tempur. Pada
dasarnya, peran manusia secara bertahap disingkirkan sebagai unit tempur utama.
Pengintaian dan serangan, hal-hal yang dulu mustahil dilakukan tanpa
keterlibatan langsung manusia, kini bisa dilakukan oleh robot.
Drone
terlihat seperti model pesawat mini dari luar. Namun sesungguhnya, senjata yang efektif bisa ditempatkan di atasnya, dan tak harus berupa senapan atau misil. Drone merupakan platform yang hampir ideal untuk menempatkan perangkat senjata
elektronik. Terlebih saat ini Amerika Serikat tengah mengembangkan Swarm Drone yang diberi nama Gremlin
Apa Itu
Swarm?
Sistem Swarm
merupakan pengembangan terbaru dari industri pertahanan Amerika. Meski idenya
sederhana, sistem ini kompleks saat digunakan. Konsepnya sendiri polos, untuk
membingungkan sistem pertahanan udara musuh dengan menciptakan pencegat.
Konsep ini
telah digunakan dalam beberapa kesempatan dan tak gagal. Namun, keunikan Swarm
terletak pada penggunaan drone yang ditujukan untuk memblokir fungsi stasiun
radar. Sistem ini tergambar dari namanya swarm yang berarti ‘kawanan’. Pengangkutnya, yang dapat
berupa perangkat terbang apa pun, meluncurkan puluhan drone, seperti aksi
sekumpulan lebah.
Tiap drone
merupakan unit tempur mandiri. Ia dapat dilengkapi dengan semua jenis senjata,
dari misil hingga perangkat elektronik. Namun, aksi Swarm terpadu secara
organik. Tiap drone yang menyusun sistem memiliki fungsi tertentu, seperti
melakukan pengintaian, menciptakan pencegatan, atau meluncurkan serangan misil.
Pesawat-pesawat
tanpa awak ini secara bersamaan mengirim informasi pada titik kontrol tunggal
dan menukarnya satu-sama lain. Hal ini pada dasarnya menghasilkan tipe baru
sistem tempur. Ia tak hanya mampu mencakup invasi udara dalam area pertahanan
dengan menekan radar musuh, tapi juga menyerang target pada lokasi yang telah
ditetapkan. Sistem pertahanan udara tradisional tak akan mampu berhadapan
dengan Swarm secara praktis, mustahil menangkisnya dengan misil.
Senjata
Baru Rusia untuk Hadapi Swarm
Jika Swarm
mampu mencapai targetnya maka hampir mustahil untuk menghentikannya. Oleh
karena itu, pengembangan baru yang diciptakan para insinyur Rusia bertujuan
memblokirnya saat ia mendekat.
Tak seperti
sistem dari generasi sebelumnya, senjata baru ini berorientasi pada fungsi
aktif. Daripada menciptakan pencegatan radio, senjata baru ini melumpuhkan
semua perangkat elektronik drone. Pesawat tanpa awak itu tak dirusak secara
fisik, melainkan diubah menjadi seonggok besi belaka. Dibanding melancarkan
serangan yang tak efektif pada miniatur pesawat terbang, taktik berbeda
digunakan. Ia mengganggu komunikasi antara drone di kawanannya dengan pusat
kendali mereka.
Saat ini,
pengembangan senjata masih rahasia. Belum ada informasi bagaimana sesungguhnya
senjata Rusia itu akan beraksi melawan kawanan drone. Para pakar berasumsi
sistem ini akan memiliki senjata pengarah elektromagnetik.
Ini
sepertinya mungkin, Rusia sudah lama bergantung pada penggunaan radiasi
elektromagnetik dalam pertempuran. Jika demikian, drone akan diserang oleh
aliran bertegangan tinggi yang benar-benar membakar mereka ‘di dalam’. Bom
elektromagnetik juga efektif untuk digunakan melawan mereka.
Meledak pada
ketinggian beberapa ratus meter, bom ini melumpuhkan semua perangkat elektronik
yang berada dalam radius empat kilometer. Meski demikian, banyak pertanyaan
yang masih belum terjawab. Sebagai contoh, belum diketahui bagaimana serangan
elektromagnetik akan diciptakan dan diarahkan. Namun, jelas senjata Rusia
memasuki level pengembangan baru.
0 comments:
Post a Comment