Rusia sedang
melakukan reformasi besar-besaran dalam kebijakan pemerintah menjelang
pemilihan presiden 2018. Surat kabar Rusia, Kommersant, memberitakan salah satu
kebijakan baru itu adalah membentuk kementerian baru yang disebut Kementerian
Keamanan Negara. Kementerian ini akan muncul sebagai landasan bagi badan
Pelayanan Keamanan Federal (FSB), yang intinya untuk menghidupkan kembali KGB,
badan intelijen yang dulu berjaya pada era Uni Soviet.
Kementerian
baru ini juga akan memasukkan badan Pelayanan Intelijen Luar Negeri dan
sebagian besar unit Pelayanan Perlindungan Federal, yang selama ini menjadi
pengawal para pejabat elite Rusia. Kementerian yang berperan seperti KGB ini
nantinya tidak hanya mengusut kasus yang dikerjakan Komisi Investigasi Federal
dan Kementerian Dalam Negeri, tapi juga bertindak secara prosedur mengawasi
badan-badan tersebut.
Selain itu,
kementerian baru ini akan bertanggung jawab untuk menyediakan keamanan sendiri
guna ditempatkan di semua lembaga penegakan hukum dan badan-badan keamanan.
"Sebelumnya
kami (agen FSB) hanya memberikan dukungan untuk investigasi, sekarang akan
bertanggung jawab dengan mengelola progres mereka dari pendokumentasian dakwaan
kriminal hingga membawa kasus ini ke pengadilan," kata seorang pejabat
FSB, seperti dikutip dari Moscow Times, Rabu, 14 Desember 2016.
Adapun
agen-agen keamanan akan memantau efisiensi kerja investigator berdasarkan
suplai informasi yang bermanfaat untuk mereka dari Kementerian Keamanan Negara. Diperkirakan
biaya untuk pembentukan kementerian dan kebijakan keamanan yang baru
menjadi hambatan terbesar Kremlin. Reformasi ini diperkirakan memakan biaya
mencapai minimal US$ 308 juta atau Rp 4,09 triliun.
Uji coba
terhadap kebijakan baru yang membangun keseimbangan baru kekuasaan di antara
badan-badan keamanan Rusia sedang berlangsung. Baru-baru ini, FSB menangani
kasus dugaan kejahatan yang melibatkan anggota Komisi Investigasi yang mendanai
kelompok penjahat terorganisasi yang dipimpin Zakhary Kalashov, atau lebih
dikenal sebagai Shakro Molodoi.
0 comments:
Post a Comment