Kosovo dan
Serbia terlibat ketegangan setelah kereta dengan warna bendera Serbia dan
bertuliskan “Kosovo adalah Serbia” dilarang melintas ke wilayah Pristina,
Kosovo. Presiden Kosovo Hashim Thaci mengatakan Serbia mencoba memprovokasi
untuk mencapolok wilayah utara negaranya.
Serbia
sejatinya tidak mengakui kemerdekaan Kosovo yang merupakan bekas provinsinya.
Dengan demikian, pemerintah Serbia merasa tidak perlu minta izin Kosovo untuk
laju keretanya ke Pristina.
Namun,
Kosovo tersinggung dengan kereta bertuliskan “Kosovo adalah Serbia” yang
terpaksa dicegat pada hari Sabtu. Pencegatan kereta itu dianggap Presiden
Serbia Tomislav Nikolic sebagai deklarasi perang dari Pristina terhadap
Belgrade.
Wilayah
utara Kosovo dihuni sekitar 50.000 warga etnis Serbia yang menolak kemerdekaan
Kosovo. ”Niat Serbia dengan menggunakan kereta yang disumbangkan oleh Rusia ini
adalah, pertama untuk membantu mengukir bagian utara Kosovo dan kemudian
dipasang ke Serbia. Ini adalah model (pencaplokan) Crimea (oleh Rusia dari Ukraina),”
kata Thaci dalam sebuah wawancara, seperti dikutip Reuters, semalam
(16/1/2017).
Crimea yang
warganya merupakan etnis Rusia sebelumnya adalah wilayah Ukraina. Namun, pada
2014 Crimea menggelar referendum untuk memisahkan diri dari Ukraina dan memilih
bergabung dengan Rusia. Moskow menerima penggabungan itu, meski tidak diakui
Ukraina dan negara-negara Barat.
Serbia
kehilangan kendali atas Kosovo ketika serangan udara NATO memaksa Belgrade
untuk menarik pasukannya pada tahun 1999. Intervensi NATO terjadi setelah
militer Serbia dituduh membunuh sekitar 10.000 warga sipil etnis Albania. NATO
masih memiliki sekitar 5.000 tentara yang ditempatkan di Kosovo untuk menjaga
perdamaian yang rapuh.
Insiden
pencegatan kereta oleh Kosovo membuat Presiden Nikolic marah. Dia mengancam
mengancam akan mengirim pasukan Serbia kembali ke Kosovo.
”Jika mereka
membunuh orang-orang Serbia, kami akan mengirimkan tentara, kami semua akan
pergi, saya akan pergi juga, itu tidak akan menjadi pertama kalinya bagi saya,”
kata Nikolic, yang merupakan mantan anggota dari ultra-nasionalis Serbia,
kelompok radikal yang pada 1990-an bertempur bersama paramiliter Serbia di
Kroasia.
0 comments:
Post a Comment