Amerika
Serikat sangat rentan terhadap serangan di masa depan oleh rudal hipersonik
dari Cina dan Rusia dan tertinggal dalam perlombaan teknologi untuk
mengembangkan rudal dengan kemampuan manuver dan kecepatan tinggi baik untuk
pertahanan maupun untuk menyerang, menurut sebuah studi terbaru dari Angkatan
Udara Amerika Serikat.
"Republik
Rakyat Cina dan Federasi Rusia sudah melakukan uji penerbangan senjata manuver
kecepatan tinggi yang dapat membahayakan baik terhadap pasukan yang dikerahkan
AS dan bahkan terhadap benua Amerika Serikat sendiri", menurut ringkasandalam
laporan tersebut.
"Senjata-senjata
ini muncul untuk beroperasi pada kecepatan dan ketinggian, dengan kemampuan
manuver yang bisa menggagalkan konstruksi pertahanan rudal dan kemampuan senjata
yang ada saat ini".
Rudal
hipersonik adalah sebuah senjata kecepatan ultra-tinggi yang berjalan di
sepanjang tepi atmosfer bumi dengan kecepatan di atas 5 Mach, atau lima kali
kecepatan suara. Rudal ini juga bisa bermanuver untuk menghindari semua sistem pertahanan
rudal yang saat ini dikembangkan melumpuhkan rudal balistik dengan jalur
penerbangan yang dapat diprediksi.
Ini adalah
penelitian pertama militer AS yang membunyikan alarm tentang perlombaan senjata
secara diam-diam dan berlangsung selama beberapa tahun ini untuk mengembangkan
rudal hipersonik bagi senjata nuklir strategis dan sistem rudal konvensional.
Mark J.
Lewis, ketua panel yang menghasilkan laporan tersebut, mengatakan bahwa sebagai
akibat dari rudal hipersonik baru dari Rusia dan China "Amerika Serikat mungkin
akan menghadapi ancaman dari senjata kelas baru yang efektif menggabungkan
kecepatan, manuver, dan ketinggian dengan cara yang dapat menantang prinsip
bangsa ini terhadap kewaspadaan global, jangkauan dan kekuasaan".
"Penyerangan
dan pertahanan adalah dua sisi dari mata uang yang sama seperti pada saat
Perang Dingin, satu-satunya penggentar saat ini adalah terhadap penggunaan
senjata hipersonik yang mungkin terus berisiko terhadap situs-situs penting
dari serangan lawan", menurut Lewis dalam ringkasannya.
Sumber:
Defense Aerospace
0 comments:
Post a Comment