Meskipun
anggaran pertahanan di sebagian besar belahan dunia terus diperas, ledakan
terbaru dari kegiatan pengadaan pesawat tampaknya akan memberikan napas baru
bagi sejumlah jet tempur yang semula dihantui kematian.
Sebagaimana
ditunjukkan World Air Forces directory yang diterbitkan Flightgobal Desember
2016 ini jumlah pesawat tempur yang digunakan telah meningkat dari tahun ke
tahun meskipun hanya 87 unit selama setahun terakhir.
Boeing F/A-18 E/F Super Hornet sebelumnya pada risiko tinggi menghadapi akhir lini
produksi akhirnya bernapas lega setelah ada persetujuan penjualan 40 pesawat ke
Kuwait.
Pemerintah
Kanada juga telah mengumumkan niatnya untuk membeli 18 pesawat Super Hornet
untuk menggantikan Hornet sebelum mereka benar-benar memutuskan jet tempur apa
yang akan dibeli dan akhirnya menjadi tulang punggung utama Angkatan Udara
Mereka.
Demikian
juga, rencana Qatar untuk membeli 72 F-15 adalah berita baik untuk fasilitas
Boeing St Louis di Missouri, di mana mereka akan bergabung dengan backlog yang
saat ini hanya bergantung pada Arab Saudi.
Produsen
pesawat dari Eropa juga mendapat angin cukup segar. Dassault mendapatkan
kontrak 36 pesawat dari India tahun ini dan Typhoon menjual 18 pesawat yang
akan memperpanjang garis produksi mereka hingga 2020.
Sementara
Saab Gripen E sesuai dengan rencana untuk pengadaan pesawat ke Swedia dan
Brasil, dengan perusahaan yakin mencetak tawaran lainnya untuk varian terbaru
Gripen-E yang akan akan masuk layanan pada tahun 2019.
Jalur
pengembangan lebih lama dari yang diperkirakan untuk Lockheed Martin F-35 telah
memainkan beberapa bagian untuk nasib yang lebih baik bagi jet tempur lain. Tetapi, di luar Kanada, semua Negara yang bergabung dalam program ini telah
menerima pesawat.
Jepang baru
saja menerima pesawat pertama untuk mendukung pelatihan, dan dua F-35 juga menuju Israel
pada pertengahan Desember. Lightning II masih memiliki jalan panjang untuk
benar-benar siap tempur, tetapi data menunjukkan armada yang ada di layanan
sekarang mencapai 167 unit.
Satu-satunya
pesawat yang belum mendapatkan kabar pasti adalah jet tempur paling laris F-16.
Lockheed masih tetap hanya memiliki pesanan terakhir dari Irak dan sejumlah
program upgrade armada tua dari sejumlah Negara.
Beberapa
waktu lalu seolah-olah pasar tempur Barat telah lumpuh karena F-35 dianggap
akan dengan cepat menjadi satu-satunya permainan di wilayah ini. Sekarang kesempatan itu terbuka kembali. Dari Kanada hingga Finlandia, Malaysia, Swiss
dan sejumlah negara Eropa Timur, ada penawaran.
Tuntutan
untuk meningkatkan anggaran pertahanan NATO bisa memacu peluang lebih lanjut,
seiring dengan pengenalan jet tempur yang lebih canggih dari China dan Rusia.
Pertempuran di pasar jet tempur akan kembali seru.
0 comments:
Post a Comment