Wednesday, 7 December 2016

Angin Segar Untuk Lini Produksi Para Produsen Jet Tempur Barat


Meskipun anggaran pertahanan di sebagian besar belahan dunia terus diperas, ledakan terbaru dari kegiatan pengadaan pesawat tampaknya akan memberikan napas baru bagi sejumlah jet tempur yang semula dihantui kematian.

Sebagaimana ditunjukkan World Air Forces directory yang diterbitkan Flightgobal Desember 2016 ini jumlah pesawat tempur yang digunakan telah meningkat dari tahun ke tahun meskipun hanya 87 unit selama setahun terakhir.

Boeing F/A-18 E/F Super Hornet sebelumnya pada risiko tinggi menghadapi akhir lini produksi akhirnya bernapas lega setelah ada persetujuan penjualan 40 pesawat ke Kuwait.

Pemerintah Kanada juga telah mengumumkan niatnya untuk membeli 18 pesawat Super Hornet untuk menggantikan Hornet sebelum mereka benar-benar memutuskan jet tempur apa yang akan dibeli dan akhirnya menjadi tulang punggung utama Angkatan Udara Mereka.

Demikian juga, rencana Qatar untuk membeli 72 F-15 adalah berita baik untuk fasilitas Boeing St Louis di Missouri, di mana mereka akan bergabung dengan backlog yang saat ini hanya bergantung pada Arab Saudi.

Produsen pesawat dari Eropa juga mendapat angin cukup segar. Dassault mendapatkan kontrak 36 pesawat dari India tahun ini dan Typhoon menjual 18 pesawat yang akan memperpanjang garis produksi mereka hingga 2020.

Sementara Saab Gripen E sesuai dengan rencana untuk pengadaan pesawat ke Swedia dan Brasil, dengan perusahaan yakin mencetak tawaran lainnya untuk varian terbaru Gripen-E yang akan akan masuk layanan pada tahun 2019.

Jalur pengembangan lebih lama dari yang diperkirakan untuk Lockheed Martin F-35 telah memainkan beberapa bagian untuk nasib yang lebih baik bagi jet tempur lain. Tetapi, di luar Kanada, semua Negara yang bergabung dalam program ini telah menerima pesawat.

Jepang baru saja menerima pesawat pertama untuk mendukung pelatihan, dan dua F-35 juga menuju Israel pada pertengahan Desember. Lightning II masih memiliki jalan panjang untuk benar-benar siap tempur, tetapi data menunjukkan armada yang ada di layanan sekarang mencapai 167 unit.

Satu-satunya pesawat yang belum mendapatkan kabar pasti adalah jet tempur paling laris F-16. Lockheed masih tetap hanya memiliki pesanan terakhir dari Irak dan sejumlah program upgrade armada tua dari sejumlah Negara.

Beberapa waktu lalu seolah-olah pasar tempur Barat telah lumpuh karena F-35 dianggap akan dengan cepat menjadi satu-satunya permainan di wilayah ini. Sekarang kesempatan itu terbuka kembali. Dari Kanada hingga Finlandia, Malaysia, Swiss dan sejumlah negara Eropa Timur, ada penawaran.

Tuntutan untuk meningkatkan anggaran pertahanan NATO bisa memacu peluang lebih lanjut, seiring dengan pengenalan jet tempur yang lebih canggih dari China dan Rusia. Pertempuran di pasar jet tempur akan kembali seru.

0 comments:

Post a Comment