Tuesday, 6 December 2016

Antisipasi Serangan Cyber, Putin Perbarui Doktrin Keamanan


Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandatangani sebuah doktrin keamanan informasi yang diperbarui. Ini didasarkan pada negara-negara asing mengintensifkan upaya mereka untuk mempengaruhi urusan internal Rusia dan serangan cyber terhadap infrastruktur kunci.

Doktrin ini menyatakan bahwa aliran informasi tak terbatas memiliki dampak negatif pada keamanan internasional. Informasi tak terbatas ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan geopolitik dan militer, sehingga mendukung kejahatan teroganisir, ekstrimis dan teroris.

Salah satu dampak utama pada keamanan informasi adalah pembangunan kapasitas untuk mempengaruhi infrastruktur informasi dengan sejumlah negara dalam mengejar tujuan militer seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (6/12/2016).

Rusia dan sekutu-sekutunya tidak kebal terhadap ancaman ini, doktrin tersebut menekankan, di saat negara-negara tertentu sengaja menggunakan berbagai teknologi informasi untuk merusak stabilitas politik dan sosial Rusia. Sementara itu, menurut doktrin itu, instansi pemerintah Rusia, pusat ilmiah, dan industri militer sedang menjadi target oleh badan intelijen asing dengan cara pengawasan elektronik dan cyber.

Untuk mengatasi ancaman dan tantangan dalam lingkungan informasi, Rusia akan membangun pencegah strategis dan meningkatkan upaya untuk mencegah konflik bersenjata yang berasal dari penggunaan IT, serta menetralisir operasi psikologis menargetkan dasar historis dan nilai-nilai patriotik," bunyi doktrin tersebut.

Doktrin ini juga menginstruksikan instansi pemerintah untuk melawan ideologi ekstremis, xenophobia, dan exceptionalisme etnis yang bisa melemahkan kedaulatan dan stabilitas Rusia. Rusia juga akan memperkuat infrastruktur informasi penting untuk melindunginya terhadap serangan cyber dan jaringan komputer.

0 comments:

Post a Comment