Presiden
Rusia, Vladimir Putin, menandatangani sebuah doktrin keamanan informasi yang
diperbarui. Ini didasarkan pada negara-negara asing mengintensifkan upaya
mereka untuk mempengaruhi urusan internal Rusia dan serangan cyber terhadap
infrastruktur kunci.
Doktrin ini
menyatakan bahwa aliran informasi tak terbatas memiliki dampak negatif pada
keamanan internasional. Informasi tak terbatas ini dapat digunakan untuk
mencapai tujuan geopolitik dan militer, sehingga mendukung kejahatan
teroganisir, ekstrimis dan teroris.
Salah satu
dampak utama pada keamanan informasi adalah pembangunan kapasitas untuk
mempengaruhi infrastruktur informasi dengan sejumlah negara dalam mengejar
tujuan militer seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (6/12/2016).
Rusia dan
sekutu-sekutunya tidak kebal terhadap ancaman ini, doktrin tersebut menekankan,
di saat negara-negara tertentu sengaja menggunakan berbagai teknologi informasi
untuk merusak stabilitas politik dan sosial Rusia. Sementara
itu, menurut doktrin itu, instansi pemerintah Rusia, pusat ilmiah, dan industri
militer sedang menjadi target oleh badan intelijen asing dengan cara pengawasan
elektronik dan cyber.
Untuk
mengatasi ancaman dan tantangan dalam lingkungan informasi, Rusia akan
membangun pencegah strategis dan meningkatkan upaya untuk mencegah konflik
bersenjata yang berasal dari penggunaan IT, serta menetralisir operasi
psikologis menargetkan dasar historis dan nilai-nilai patriotik," bunyi
doktrin tersebut.
Doktrin ini
juga menginstruksikan instansi pemerintah untuk melawan ideologi ekstremis,
xenophobia, dan exceptionalisme etnis yang bisa melemahkan kedaulatan dan
stabilitas Rusia. Rusia juga akan memperkuat infrastruktur informasi penting
untuk melindunginya terhadap serangan cyber dan jaringan komputer.
0 comments:
Post a Comment