Sunday, 18 December 2016

Hamas Tuding Israel di Balik Pembunuhan Pakar Drone Tunisia


Kelompok Hamas Palestina di Gaza, menuding Israel atas pembunuhan warga Tunisia yang diyakini sebagai ahli drone sehingga menimbulkan ancaman tindakan balasan. Organisasi sayap bersenjata Hamas, Barikade Qassam, menyatakan bahwa Mohamed al-Zawari yang ditembak di dekat Kota Sfax, Kamis 15 Desember 2016 lalu, Ia merupakan anggota kelompok tersebut selama 10 tahun dan memberikan supervisi pada program pesawat nirawaknya.

Hamas yang menguasai Jalur Gaza tidak memberikan bukti yang mendukung tuduhannya itu. Seorang juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menanggapi permintaan Kantor Berita Reuters untuk berkomentar.

“Barikade Qassam berduka atas syahid Palestina, syahid Arab, dan syahid negara Islam, pemimpin Qassam, insinyur dan pilot Mohammad Zawari yang dibunuh oleh antek-antek Zionis, di Sfax,” demikian pernyataan yang diunggah di laman kelompok tersebut Minggu 18 Desember 2016.

“Pihak lawan harus tahu darah pemimpin Zawari tidak akan sia-sia,” demikian pernyataan tersebut.

Kementerian Dalam Negeri Tunisia menyatakan bahwa Zawari dibunuh di dalam mobilnya dengan berondongan peluru di depan rumahnya di El Ain, dekat Kota Sfax. Empat unit mobil sewaan digunakan dalam pembunuhan tersebut dan dua pucuk pistol serta alat peredam suara disita, demikian keterangan pihak kementerian.

Seorang juru bicara kehakiman dari Sfax, Mourad Tourki, kepada radio Tunisia, Shems FM mengungkapkan bahwa delapan warga Tunisia ditangkap terkait pembunuhan tersebut.

Salah satu tersangka adalah seorang wartawan yang berbasis di Hungaria ditangkap bersama seorang juru kamera. Dua tersangka lainnya, salah satunya warga Belgia yang berasal dari Maroko masih berstatus buron, demikian kata Tourki.

Pihak berwenang belum memberikan komentar mengenai siapa yang berada di balik pembunuhan tersebut.

Menteri Israel yang juga orang kepercayaan Netanyahu, Tzachi Hanegbi, kepada Channel One Israel, mengatakan, “Saya berharap persoalan ini tidak akan menyudutkan kami. Persoalan ini tidak ada kaitannya dengan kami dan tidak seorang pun dari mereka yang ditangkap itu adalah sekutu kami”.

Media Tunisia melaporkan bahwa Zawari kembali ke Tunisia pada 2011 setelah menghabiskan waktu dua dasawarsa di negara orang, termasuk Suriah. Mereka menyebutkan bahwa pria berusia 49 tahun itu seorang direktur teknik pada perusahaan industri dan pakar model pesawat.

Pada bulan September lalu, militer Israel menghadang drone di lepas pantai Gaza. Hal itu merupakan insiden pertama sejak perang Gaza pada 2014, ketika peluru kendali patriot Israel yang disuplai Amerika Serikat merusak pesawat Hamas yang tidak berawak di Kota Pelabuhan Ashdod di wilayah selatan Israel.

0 comments:

Post a Comment