Kelompok
Hamas Palestina di Gaza, menuding Israel atas pembunuhan warga Tunisia yang diyakini
sebagai ahli drone sehingga menimbulkan ancaman tindakan balasan. Organisasi
sayap bersenjata Hamas, Barikade Qassam, menyatakan bahwa Mohamed al-Zawari
yang ditembak di dekat Kota Sfax, Kamis 15 Desember 2016 lalu, Ia merupakan
anggota kelompok tersebut selama 10 tahun dan memberikan supervisi pada program
pesawat nirawaknya.
Hamas yang
menguasai Jalur Gaza tidak memberikan bukti yang mendukung tuduhannya itu.
Seorang juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menanggapi
permintaan Kantor Berita Reuters untuk berkomentar.
“Barikade
Qassam berduka atas syahid Palestina, syahid Arab, dan syahid negara Islam,
pemimpin Qassam, insinyur dan pilot Mohammad Zawari yang dibunuh oleh
antek-antek Zionis, di Sfax,” demikian pernyataan yang diunggah di laman
kelompok tersebut Minggu 18 Desember 2016.
“Pihak lawan
harus tahu darah pemimpin Zawari tidak akan sia-sia,” demikian pernyataan
tersebut.
Kementerian
Dalam Negeri Tunisia menyatakan bahwa Zawari dibunuh di dalam mobilnya dengan
berondongan peluru di depan rumahnya di El Ain, dekat Kota Sfax. Empat unit
mobil sewaan digunakan dalam pembunuhan tersebut dan dua pucuk pistol serta
alat peredam suara disita, demikian keterangan pihak kementerian.
Seorang juru
bicara kehakiman dari Sfax, Mourad Tourki, kepada radio Tunisia, Shems FM
mengungkapkan bahwa delapan warga Tunisia ditangkap terkait pembunuhan
tersebut.
Salah satu
tersangka adalah seorang wartawan yang berbasis di Hungaria ditangkap bersama
seorang juru kamera. Dua tersangka lainnya, salah satunya warga Belgia yang
berasal dari Maroko masih berstatus buron, demikian kata Tourki.
Pihak
berwenang belum memberikan komentar mengenai siapa yang berada di balik
pembunuhan tersebut.
Menteri
Israel yang juga orang kepercayaan Netanyahu, Tzachi Hanegbi, kepada Channel
One Israel, mengatakan, “Saya berharap persoalan ini tidak akan menyudutkan
kami. Persoalan ini tidak ada kaitannya dengan kami dan tidak seorang pun dari
mereka yang ditangkap itu adalah sekutu kami”.
Media Tunisia melaporkan bahwa
Zawari kembali ke Tunisia pada 2011 setelah menghabiskan waktu dua dasawarsa di
negara orang, termasuk Suriah. Mereka
menyebutkan bahwa pria berusia 49 tahun itu seorang direktur teknik pada
perusahaan industri dan pakar model pesawat.
Pada bulan
September lalu, militer Israel menghadang drone di lepas pantai Gaza. Hal itu
merupakan insiden pertama sejak perang Gaza pada 2014, ketika peluru kendali
patriot Israel yang disuplai Amerika Serikat merusak pesawat Hamas yang tidak
berawak di Kota Pelabuhan Ashdod di wilayah selatan Israel.
0 comments:
Post a Comment