Sedikitnya
lima bus yang sedang dalam perjalanan untuk mengevakuasi warga sipil korban
perang di Aleppo timur justru dibakar kelompok militan. Observatorium Suriah
untuk Hak Asasi Manusia menyatakan kelompok militan penyerang lima bus itu
adalah Jabhat Fateh al-Sham afiliasi al-Nusra yang menentang rakyat sipil
keluar dari Aleppo.
Bus-bus itu
sejatinya sangat dibutuhkan untuk membawa keluar orang-orang sakit dan terluka
dari desa Al-Foua dan Kefraya di Suriah. Observatorium dan stasiun televisi
negara Suriah melaporkan pembakaran bus terjadi pada hari Minggu.
Ulah
kelompok militan ini berbahaya, sebab bisa menjegal kesepakatan yang dibuat
Suriah, Rusia dan Turki untuk meredam gejolak di Aleppo dengan tujuan
mengevakuasi ribuan pasukan oposisi dan warga sipil yang terjebak di Aleppo
timur. Kelompok
Hizbullah Libanon yang membantu pasukan rezim pemerintah Suriah, mengatakan bus
dibakar kelompok Jabhat Fateh al-Sham.
PBB melalui
pejabatnya di Suriah mengatakan kepada Reuters, Senin (19/12/2016), evakuasi
warga sipil dari Aleppo timur dilanjutkan setelah mengalami keterlambatan tiga
hari.
Evakuasi
menggunakan bus dan ambulans untuk meninggalkan Aleppo timur sekarang,” kata
pihak PBB, melalui pesan email. Menurut PBB, evakuasi gelombang pertama dimulai
semalam sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Sementara
itu, video yang di-posting di media sosial menunjukkan pria berjanggut dengan
senjata bersorak dan meneriakkan takbir setelah membakar bus-bus berwarna hijau
sebelum mencapai dua desa untuk proses evakuasi.
Media pemerintah
Suriah menyatakan pelaku serangan terhadap bus-bus untuk evakuasi warga sipil
adalah “teroris bersenjata”.
Robert
Mardini, direktur regional untuk Komite Internasional Palang Merah (ICRC) yang
berada di garis depan dari evakuasi menuliskan pesan diTwitter bahwa bus dan
satu ambulans dari Bulan Sabit Merah Suriah “hanya menyisakan gelap dan dingin
di Aleppo timur”. “Berharap evakuasi akan berjalan lancar,” tulis dia.
Presiden
Rusia Vladimir Putin (sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad) dan
Presiden Turki Tayyip Erdogan (pendukung utama pemberontak atau oposisi Suriah)
melalui telepon sepakat bahwa gangguan untuk evakuasi ribuan warga sipil dari
Aleppo timur harus cepat diatasi. Komunikasi telepon kedua pemimpin itu
disampaikan kantor presiden Erdogan.
0 comments:
Post a Comment