Kantor
Program Bersama F-35 pada Senin 19 Desember 2016 merilis harga baru untuk
pesawat tempur generasi kelima Lighting II. Setelah
negosiasi selama lebih dari 14 bulan Departemen Pertahanan dan Lockheed Martin
menyepekati kontrak produksi awal tingkat rendah kesembilan (LRIP-9) untuk 57
F-35 senilai US$ 6,1 miliar.
LRIP-9, yang
pada dasarnya batch kesembilan, termasuk 34 jet untuk AS dan 23 untuk lima
negara internasional.
Berikut ini
adalah rincian dari harga satuan per varian dalam dolar tahun berjalan
(termasuk pesawat udara, mesin, dan biaya):
42 pesawat
model F-35A: US$102.100.000 per pesawat
13 pesawat
model F-35B: US$131.600.000 per pesawat
2 pesawat
model F-35C: US$132.200.000 per pesawat
Sebagai
perbandingan, dalam kontrak sebelumnya, LRIP-8, pemerintah membayar US$108 juta
untuk F-35A, US$134 juta untuk F-35B dan US$129 juta untuk F-35C.
Jika harga
F-35A dan F-35B turun masing-masing US$5,9 juta atau sekitar Rp77,9 miliar dengan
kurs Rp13.200 dan US$2,4 juta atau sekitar Rp31,7 miliar, varian F-35C justru
harganya naik US$3,2 juta atau sekitar Rp42,2 miliar.
Mengapa bisa
demikian?, Letnan Jenderal Chris Bogdan, kepala Kantor Program Bersama F-35,
saat briefing dengan wartawan menjawab, “Hal itu terjadi karena dalam LIRP-9
Angkatan Laut hanya membeli dua model C dan di LIRP-8 membeli empat.” Jumlah
pembelian yang sedikit ini menjadikan biaya produksi menjadi meningkat.
Sementara
itu, 57 pesawat dari program LRIP-9 berada dalam berbagai tahap produksi di
fasilitas Lockheed Martin di Fort Worth, Texas. Pengiriman untuk pesawat ini
dijadwalkan akan dimulai pada kuartal pertama tahun 2017.
0 comments:
Post a Comment