Wednesday, 21 December 2016

Jet Tempur Siluman T-50 PAK FA Rusia Akan Dapatkan Mesin Baru Yang Akan Dipasang Tahun 2020


Perusahaan Rusia United Engine Corporation (UEC), bagian dari Rostec, telah sukses menyelesaikan sistem pengapian pertama pada pengerjaan tahap kedua mesin pesawat Sukhoi T-50 PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation, ‘Kompleks Dirgantara Prospektif Aviasi Garis Depan’). Selain mesin tersebut, perusahaan juga telah menyiapkan generator gas untuk melakukan pengujian mesin. Mesin yang digunakan T-50 saat ini adalah mesin tahap pertama, yaitu Al-41 yang dimodernisasi.

Menurut Pavel Bulat, seorang pakar avionik sekaligus kepala Perusahaan Kupol Group, mesin tersebut serupa dengan mesin Su-27 dan Su-30, serta model lain dari seri tersebut, meski ini adalah versi yang lebih baru.

“Mesin untuk T-50 telah ditingkatkan secara signifikan dibanding model aslinya mereka memiliki sistem kendali terbaru, kompresor, dan lain-lain. Namun, mesin itu masih ketinggalan dibanding konsep generasi kelima dan sangat terlihat di layar radar,” kata sang pakar.

Mesin baru, tahap kedua, merupakan salah satu yang paling canggih di dunia, terang Bulat. Berkat mesin ini, T-50 dapat berakselerasi menuju kecepatan supersonik tanpa menggunakan pembakaran lanjut (afterburner), dan mempertahankan kecepatan sepanjang penerbangan.

“Saya pikir kecepatannya akan mencapai Mach 1,6 atau sekitar 2.000 kilometer per jam, tergantung pada medan yang dilalui penerbangan tersebut. Mesin juga akan memperbaiki kemampuan siluman T-50 secara signifikan berkat penggunaan material komposit baru,’ terang Bulat.


Selain itu, para perancang berharap dapat menguji mesin baru pada jet tempur mereka 1,5 tahun dari sekarang. Mereka ingin mesin itu sudah digunakan secara menyeluruh pada 2020. 

“Selain mesin, ada dua hal lain yang juga perlu dimodifikasi, yakni stasiun radar, dan mereka perlu mengeliminasi kekurangan dalam konsep kerangka udara, yang di antara semua pesawat yang terbang saat ini merupakan yang paling modern di dunia," terang sang analis.

0 comments:

Post a Comment