Tuesday, 13 December 2016

Lebih Dari 5.900 Orang Tewas Dalam Perang Melawan Narkoba di Filipina


Kebijakan kontroversial Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam memberantas penjahat narkoba dan pelaku kriminal terus berlanjut meski dikritik. Kepolisian nasional Filipina mengakui lebih dari 5.900 orang tewas dalam perang melawan narkoba.

Semenjak Duterte menjabat pada awal Juni lalu, kepolisian Filipina terus melakukan perang berdarah melawan para pengguna dan pengedar narkoba. Perang itu memicu banyak korban tewas, baik di tangan polisi maupun di tangan pembunuh bayaran.
Seperti dilansir CNN, Selasa (13/12/2016), data statistik yang dirilis Kepolisian Nasional Filipina pekan ini, menyatakan ada 5.927 kematian dalam perang melawan narkoba untuk periode 1 Juli hingga 12 Desember.

Dari jumlah itu, sebanyak 2.086 orang tewas dalam berbagai operasi yang digelar kepolisian Filipina. Sedangkan 3.841 orang tewas dalam pembunuhan di luar hukum atau pembunuhan yang dilakukan pembunuh bayaran. Lalu, lebih dari 40 ribu tersangka dilaporkan ditangkap dalam operasi kepolisian setempat.

Kebijakan Duterte yang memperbolehkan pembunuhan penjahat narkoba dan pelaku kriminal di Filipina memicu banyak kritikan. Kebijakan itu dianggap menyalahi prosedur hukum dan juga hak asasi manusia.

Duterte sempat beradu argumen dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Presiden Barack Obama yang terus mengkritiknya terkait hal yang disebut sebagai 'pembunuhan di luar hukum'. Namun dengan presiden terpilih AS Donald Trump, sikap Duterte melunak. Terlebih setelah Trump menyebut perjuangan Duterte melawan narkoba sudah dilakukan dengan 'cara yang benar'.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment