Perdana
Menteri Inggris Theresa May mengutuk Rusia atas perannya dalam serangan di
Aleppo yang disebut sebagai bencana kemanusiaan yang terjadi di depan mata. May
bergabung dengan Barack Obama, Angela Merkel, dan para pemimpin dari Prancis, Kanada dan Italia yang juga mengutuk aksi Rusia di Aleppo.
Dalam
pernyataannya keenam pemimpin mengkritik pemerintah Suriah dan sekutu asingnya,
terutama Rusia, atas serangan terhadap warga sipil dan menghalangi bantuan
kemanusiaan. Pernyataan itu mencatat bahwa 200 ribu warga sipil, diantaranya
anak-anak, kini berada di bagian timur kota Aleppo yang dikepung pasukan
pemerintah.
Aleppo
sedang mengalami pemboman dan serangan artileri setiap hari oleh rezim Suriah,
yang didukung oleh Rusia dan Iran. Rumah sakit dan sekolah belum terhindar. Sebaliknya, mereka muncul untuk menjadi sasaran serangan. Gambar-gambar dari anak yang meninggal sangat menyayat hati," katanya seperti dikutip dari The Guardian, Rabu
(7/12/2016).
Mereka juga
memperingatkan bahwa harus ada konsekuensi bagi siapa saja yang kedapatan
melakukan kejahatan perang di Aleppo. Mereka juga mengatakan ada kebutuhan
gencatan senjata yang mendesak, sehingga PBB dapat membawa bantuan kepada
mereka yang terjebak dan bantuan untuk orang-orang yang melarikan diri. Pihak oposisi
telah menyetujui rencana empat poin yang diajukan PBB untuk Aleppo. Rezim
Suriah juga perlu untuk menyetujui rencana itu," kata pernyataan itu
sembari menambahkan bahwa semua pihak yang berperang di Suriah harus mematuhi
hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, telah berbicara tentang kejahatan perang yang
dilakukan di Suriah. Tidak boleh ada impunitas bagi mereka yang bertanggung
jawab. Kami
menyerukan kepada PBB untuk menyelidiki laporan masing-masing dan mengumpulkan
bukti-bukti untuk menahan para pelaku kejahatan perang," kata mereka.
Pernyataan
itu juga menegaskan dukungan kepada utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de
Mistura, untuk melanjutkan negosiasi. Hanya
penyelesaian politik bisa membawa perdamaian bagi orang-orang di
Suriah."Pernyataan ini muncul setelah salah satu LSM di Aleppo
memperingatkan bahwa warga sipil di wilayah timur Aleppo hidup dalam ketakutan.
Orang-orang
khawatir bahwa Grozny akan terjadi lagi. Mereka telah kehilangan kepercayaan pada
semua para pemimpin dunia, dunia internasional yang hanya menyaksikan mereka
dibunuh. Mereka kehilangan kepercayaan pada PBB. Dan kematian mereka hanya
tinggal menghitung hari," kata Dr Mounir Hakimi, ketua Suriah Relief.
0 comments:
Post a Comment