Friday, 2 December 2016

Rusia Pertimbangkan Pendirian Kembali Pangkalan Militer Di Kuba Dan Vietnam


Kementerian Pertahanan Rusia tengah mempertimbangkan kemungkinan memperbarui kehadiran Rusia di pangkalan militer di Kuba dan Vietnam. Wakil Menteri Pertahanan Rusia Nikolai Pankov menyinggung isu ini dalam pidatonya di hadapan Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma) pada 7 Oktober lalu.

"Kami tengah mengerjakannya. Kami menanggapi isu ini," kata Pankov, menjawab pertanyaan parlemen mengenai kemungkinan kementerian mengupayakan langkah ke arah itu.

Untuk saat ini, isu kehadiran pasukan Rusia dalam basis permanen di pusat radio-elektronik di Lourdes, Kuba, dan Cam Ranh Bay di Vietnam belum diputuskan secara resmi. Namun, komunitas pakar Rusia secara aktif menganalisis antara kesinambungan markas dengan kemungkinantujuan mereka.

Pangkalan Militer di Kuba

"Terdapat pusat intelijen radio-elektronik di Kuba. Saya rasa itu perlu dibuka kembali," kata Letjen Evgeny Buzhinsky, seorang doktor di bidang ilmu militer, sekaligus Kepala LSM PIR Center. Menurutnya, penghentian operasi pusat intelijen radio-elektronik Rusia adalah sebuah kesalahan. Pusat tersebut beroperasi di Kuba dari 1967 hingga 2002.


Pusat intelijen radio-elektronik di Lourdes, Kuba, pertama kali mulai beroperasi pada 1967 di bawah pemerintah Uni Soviet dan kemudian Rusia, dan terus berfungsi sampai tahun 2002.

Sumber: AFP/EastNewsIa menambahkan bahwa AS telah merawat objek intelijen radio-elektroniknya di pesisir Laut Tengah Turki. "Pengintai radio-elektronik selalu berguna (karena) teknologi berubah dan hal-hal (selalu) disempurnakan.

Namun, para pakar lain tak sepakat bahwa pembaruan kehadiran Rusia di Kuba adalah sebuah langkah yang dibutuhkan dalam situasi politik-militer saat ini. "Tak ada makna militer-strategis dalam pembangunan pangkalan militer Rusia di Kuba. Diskusi semacam itu ditujukan untuk mengaduk-aduk kepentingan AS yang mengembangkan aktivitas NATO di Eropa," kata Maxim Starchak, kolaborator ilmiah di Pusat Kebijakan Pertahanan dan Internasoinal (Kanada) Queen's College dan PIR Center, yang mengkaji isu terkait keamanan global.

Menurut Starchak, Kremlin mungkin memanfaatkan diskusi pembaruan kehadiran mereka di pulau ini untuk memberi sinyal pada Washington "bahwa tiap langkah balasan akan menciptakan respons, sehingga perlu ada negosiasi.

Pada saat yang sama, tak satu pun pakar yang beranggapan keputusan potensial Moskow untuk memperbarui kehadiran Rusia di Kuba akan memicu terulangnya Krisis Rudal Kuba pada 1962 karena Kremlin masih ragu-ragu memikirkan kemungkinan pasukan siap tempur atau tipe misil apa yang hendak ditempatkan di markas Lourdes.

Krisis Rudal Kuba

Krisis Rudal Kuba adalah sebuah krisis yang terjadi selama 13hari pada 16 – 28 Oktober 1962 sebagai akibat dari Perang Dingin yang terjadi antara AS dan Uni Soviet. Krisis ini terjadisetelah terungkap fakta bahwa AS telah mensponsori sebuah serangan ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia. Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan Uni Soviet, sebagai pemimpin komunis dunia, dan rakyat Kuba sendiri.

Pangakaln Militer di Vietnam


Sementara, jika Kementerian Pertahanan Rusia memang mempertimbangkan isu untuk mengembalikan Angkatan Laut Rusia ke pelabuhan Cam Ranh di Vietnam, sepertinya itu hanya terkait peninjauan kembali kondisi saat ini karena ada banyak kapal Rusia yang berlabuh dan melakukan pengisian bahan bakar di sana, terang Buzhinsky.

"Kesepakatan (baru) sebagian besar hanya meliputi perbedaan kecil seperti jenis kapal yang bisa masuk, bobotnya, dan apakah mereka boleh masuk dengan senjata. Saya pikir ini hanya melibatkan format yuridis untuk kesepakatan yang telah tercapai," terang sang pakar. Menurut Buzhinsky, tujuan perawatan teknis-material kapal Rusia di Vietnam diperlukan karena Rusia ingin memperkuat kehadiran angkatan lautnya di samudra-samudra dunia. 

Sementara itu menurut pengamat militer di kantor berita TASS, Viktor Litovkin mengatakan penempatan permanen kapal Rusia di Asia Selatan, tanpa membutuhkan waktu dan sumber daya untuk menjelajah dalam jarak jauh dari pelabuhan Rusia ke Cam Ranh Base, akan secara signifikan memperkuat posisi AL Rusia di samudra dunia.

Namun demikian, banyak pakar yang menilai Rusia tak mempertimbangkan kehadiran permanen di Vietnam. Menurut Starchak, markas Cam Ranh mungkin berfungsi sebagai tempat sementara bagi kapal selam dan aviasi strategis Rusia, yang kemudian akan memasuki wilayah latihan potensial di Asia, termasuk untuk keperluan pengintaian.

"Rusia tak punya sumber daya militer angkatan laut yang dibutuhkan untuk kehadiran permanen di luar wilayah perairannya. Oleh karena itu, Cam Ranh akan digunakan untuk perawatan teknis angkatan udara dan laut Rusia yang berada tak jauh dengan perbatasan Rusia, serta mendukug persiapan latihan tempur," terang Litovkin.

Kekhawatiran Washington

Namun, peningkatan aktivitas AL Rusia di Asia Selatan sepertinya akan menciptakan kekhawatiran bagi AS. Kemungkinan ekspansi kehadiran angkatan laut Rusia di pelabuhan Cam Ranh Vietnam dan kehadiran permanen pasukan militer Rusia di wilayah ini menciptakan ancaman khusus bagi Pangkalan Angkatan Laut AS di Guam, terang Michael Kofman, seorang pakar dari Kennan Institute of the Wilson Center yang memiliki spesialisasi dalam analisis militer Rusia.

Pada 2015, Departemen Luar Negeri AS meminta pemerintah Vietnam untuk membatalkan hak Rusia dalam pengisian ulang bahan bakar pesawat pengebom strategisnya di Pangkalan Cam Ranh karena dugaan penerbangan pesawat Rusia yang 'provokatif' di dekat markas militer AS di Guam.

Namun, pemerintah Vietnam tak mengubah kebijakannya dan duta besar Vietnam untuk Rusia menyampaikan bahwa negaranya siap untuk terus menerima dan melayani kapal Rusia di Pangkalan Cam Ranh selama hal itu tak ditujukan untuk mengganggu negara ketiga.

0 comments:

Post a Comment