Kementerian
Pertahanan Rusia tengah mempertimbangkan kemungkinan memperbarui kehadiran
Rusia di pangkalan militer di Kuba dan Vietnam. Wakil Menteri Pertahanan Rusia
Nikolai Pankov menyinggung isu ini dalam pidatonya di hadapan Majelis Rendah
Parlemen Rusia (Duma) pada 7 Oktober lalu.
"Kami
tengah mengerjakannya. Kami menanggapi isu ini," kata Pankov, menjawab
pertanyaan parlemen mengenai kemungkinan kementerian mengupayakan langkah ke
arah itu.
Untuk saat
ini, isu kehadiran pasukan Rusia dalam basis permanen di pusat radio-elektronik
di Lourdes, Kuba, dan Cam Ranh Bay di Vietnam belum diputuskan secara resmi.
Namun, komunitas pakar Rusia secara aktif menganalisis antara kesinambungan
markas dengan kemungkinantujuan mereka.
Pangkalan Militer di Kuba
"Terdapat
pusat intelijen radio-elektronik di Kuba. Saya rasa itu perlu dibuka kembali," kata Letjen Evgeny Buzhinsky, seorang doktor di bidang ilmu militer, sekaligus
Kepala LSM PIR Center. Menurutnya, penghentian operasi pusat intelijen
radio-elektronik Rusia adalah sebuah kesalahan. Pusat tersebut beroperasi di
Kuba dari 1967 hingga 2002.
Pusat
intelijen radio-elektronik di Lourdes, Kuba, pertama kali mulai beroperasi pada
1967 di bawah pemerintah Uni Soviet dan kemudian Rusia, dan terus berfungsi
sampai tahun 2002.
Sumber:
AFP/EastNewsIa menambahkan bahwa AS telah merawat objek intelijen
radio-elektroniknya di pesisir Laut Tengah Turki. "Pengintai radio-elektronik
selalu berguna (karena) teknologi berubah dan hal-hal (selalu) disempurnakan.
Namun, para
pakar lain tak sepakat bahwa pembaruan kehadiran Rusia di Kuba adalah sebuah
langkah yang dibutuhkan dalam situasi politik-militer saat ini. "Tak ada makna
militer-strategis dalam pembangunan pangkalan militer Rusia di Kuba. Diskusi
semacam itu ditujukan untuk mengaduk-aduk kepentingan AS yang mengembangkan
aktivitas NATO di Eropa," kata Maxim Starchak, kolaborator ilmiah di Pusat
Kebijakan Pertahanan dan Internasoinal (Kanada) Queen's College dan PIR Center,
yang mengkaji isu terkait keamanan global.
Menurut
Starchak, Kremlin mungkin memanfaatkan diskusi pembaruan kehadiran mereka di
pulau ini untuk memberi sinyal pada Washington "bahwa tiap langkah balasan akan
menciptakan respons, sehingga perlu ada negosiasi.
Pada saat
yang sama, tak satu pun pakar yang beranggapan keputusan potensial Moskow untuk
memperbarui kehadiran Rusia di Kuba akan memicu terulangnya Krisis Rudal Kuba
pada 1962 karena Kremlin masih ragu-ragu memikirkan kemungkinan pasukan siap
tempur atau tipe misil apa yang hendak ditempatkan di markas Lourdes.
Krisis Rudal
Kuba
Krisis Rudal
Kuba adalah sebuah krisis yang terjadi selama 13hari pada 16 – 28 Oktober 1962
sebagai akibat dari Perang Dingin yang terjadi antara AS dan Uni Soviet. Krisis
ini terjadisetelah terungkap fakta bahwa AS telah mensponsori sebuah serangan
ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia. Meskipun
gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan Uni Soviet, sebagai pemimpin
komunis dunia, dan rakyat Kuba sendiri.
Pangakaln Militer di Vietnam
Sementara,
jika Kementerian Pertahanan Rusia memang mempertimbangkan isu untuk
mengembalikan Angkatan Laut Rusia ke pelabuhan Cam Ranh di Vietnam, sepertinya
itu hanya terkait peninjauan kembali kondisi saat ini karena ada banyak kapal
Rusia yang berlabuh dan melakukan pengisian bahan bakar di sana, terang
Buzhinsky.
"Kesepakatan
(baru) sebagian besar hanya meliputi perbedaan kecil seperti jenis kapal yang bisa
masuk, bobotnya, dan apakah mereka boleh masuk dengan senjata. Saya pikir ini
hanya melibatkan format yuridis untuk kesepakatan yang telah tercapai," terang
sang pakar. Menurut
Buzhinsky, tujuan perawatan teknis-material kapal Rusia di Vietnam diperlukan
karena Rusia ingin memperkuat kehadiran angkatan lautnya di samudra-samudra
dunia.
Sementara itu menurut pengamat militer di kantor berita TASS, Viktor Litovkin mengatakan penempatan permanen kapal Rusia di Asia Selatan, tanpa membutuhkan waktu dan sumber daya untuk menjelajah dalam jarak jauh dari pelabuhan
Rusia ke Cam Ranh Base, akan secara signifikan memperkuat posisi AL Rusia di
samudra dunia.
Namun
demikian, banyak pakar yang menilai Rusia tak mempertimbangkan kehadiran
permanen di Vietnam. Menurut Starchak, markas Cam Ranh mungkin berfungsi
sebagai tempat sementara bagi kapal selam dan aviasi strategis Rusia, yang
kemudian akan memasuki wilayah latihan potensial di Asia, termasuk untuk
keperluan pengintaian.
"Rusia tak
punya sumber daya militer angkatan laut yang dibutuhkan untuk kehadiran
permanen di luar wilayah perairannya. Oleh karena itu, Cam Ranh akan digunakan
untuk perawatan teknis angkatan udara dan laut Rusia yang berada tak jauh
dengan perbatasan Rusia, serta mendukug persiapan latihan tempur," terang
Litovkin.
Kekhawatiran
Washington
Namun,
peningkatan aktivitas AL Rusia di Asia Selatan sepertinya akan menciptakan
kekhawatiran bagi AS. Kemungkinan
ekspansi kehadiran angkatan laut Rusia di pelabuhan Cam Ranh Vietnam dan
kehadiran permanen pasukan militer Rusia di wilayah ini menciptakan ancaman
khusus bagi Pangkalan Angkatan Laut AS di Guam, terang Michael Kofman, seorang
pakar dari Kennan Institute of the Wilson Center yang memiliki spesialisasi
dalam analisis militer Rusia.
Pada 2015,
Departemen Luar Negeri AS meminta pemerintah Vietnam untuk membatalkan hak
Rusia dalam pengisian ulang bahan bakar pesawat pengebom strategisnya di Pangkalan
Cam Ranh karena dugaan penerbangan pesawat Rusia yang 'provokatif' di dekat
markas militer AS di Guam.
Namun,
pemerintah Vietnam tak mengubah kebijakannya dan duta besar Vietnam untuk Rusia
menyampaikan bahwa negaranya siap untuk terus menerima dan melayani kapal Rusia
di Pangkalan Cam Ranh selama hal itu tak ditujukan untuk mengganggu negara
ketiga.
0 comments:
Post a Comment