Setelah
bertahun-tahun tertunda dengan alasan politik, keuangan ataupun teknis, Jerman
akhirnya menyetujui pembangunan lima korvet K130 Kelas Braunschweig untuk
angkatan laut. Kapal ini akan sedikit lebih baik dan lebih murah dibandingkan
lima kapal pertama yang sudah dibangun.
K130 baru
diharapkan akan masuk ke Angkatan Laut Jerman pada 2023. Mungkin faktor yang
paling penting dalam keputusan ini adalah ancaman dari Rusia, dan K130 dibangun
terutama untuk melindungi pantai Jerman, termasuk di Laut Baltik. Faktor lain
adalah keinginan untuk menghindari masalah teknis yang dihadapi dengan lima
K130 pertama.
Angkatan
Laut Jerman menugaskan kapal dengan bobot 1.800 ton ini pada tahun 2008. K130
dibangun untuk menggantikan kapal patroli pantai kelas S143/148 yang
dirancang hanya untuk pertempuran di sepanjang pesisir Baltik. Sementara
K130 dirancang untuk bergerak pada jarak yang lebih jauh untuk mendukung misi penjaga
perdamaian, atau misi lain NATO yang mungkin dilakukan di luar Eropa.
K130
didasarkan pada fregat MEKO-A100, yang dibangun untuk pelanggan ekspor. MEKO
merupakan konsep pembuatan kapal Jerman 1970 yang menciptakan banyak varian
dalam hal ukuran dan peralatan.
K130 dapat
tetap melaut selama tujuh hari tanpa pengisian, dan 21 hari jika mereka
menerima beberapa resupply melalui helikopter. K130 pada dasarnya masih
merupakan kapal pertahanan pantai, tetapi mereka juga dibangun untuk pelayaran
laut yang panjang, dan mampu dipacu pada kecepatan 25-30 kilometer per jam di
laut dengan kondisi gelombang besar.
Kecepatan
tertinggi kapal adalah 46 kilometer per jam dengan membawa 65 awak. Kapal ini
sangat otomatis dan sebenarnya bisa dengan cukup membawa 50 awak saja. Kapal
dilengkapi dengan persenjataan yang terdiri dari meriam 76mm, dua autocannons
27mm, dua sistem Rolling Airframe Missile untuk pertahanan rudal dan empat
rudal anti-kapal RBS-15.
Kapal
dilengkapi dengan landasan helikopter, tapi hanya untuk pendaratan dan
pengisian bahan bakar helicopter. Kapal dapat membawa helikopter kecil, dan
akhirnya angkatan laut ingin memiliki sepasang UAV di kapal ini. Jika K130 tidak
memiliki masalah lebih lanjut, angkatan laut ingin memiliki setidaknya selusin
dari K130 dengan harga masing-masing US$380 juta.
K130 tidak
masuk layanan sampai 2010 karena ditemukan masalah serius dengan kapal pertama.
Tampaknya bahwa gearbox untuk mesin diesel rusak. Beberapa sekrup longgar,
jatuh ke dalam gear, menyebabkan mesin mati. Gearbox diproduksi oleh sebuah
perusahaan Swiss, dan reputasi Swiss untuk rekayasa mesin yang sempurna
sebenarnya cukup ganjil. Dan ternyata perusahan itu mengsubkontrakkan pekerjaan
pada sebuah perusahaan di Polandia yang tidak memiliki standard sebaik Swiss.
Jerman
menuntut Swiss membereskan masalah ini hingga menunda masuknya kapal ke
operasional hingga 2010. Sementara dua K130 pertama yang ditugaskan pada tahun
2008 juga segera dihentikan sampai masalah gearbox yang dibahas. Tiga K130
lainnya tidak ditugaskan sampai mereka memiliki modifikasi yang diperlukan untuk
gearbox mereka.
0 comments:
Post a Comment