Saturday 3 December 2016

Terancam Oleh Rusia, Jerman Bangun Lagi Korvet K130


Setelah bertahun-tahun tertunda dengan alasan politik, keuangan ataupun teknis, Jerman akhirnya menyetujui pembangunan lima korvet K130 Kelas Braunschweig untuk angkatan laut. Kapal ini akan sedikit lebih baik dan lebih murah dibandingkan lima kapal pertama yang sudah dibangun.

K130 baru diharapkan akan masuk ke Angkatan Laut Jerman pada 2023. Mungkin faktor yang paling penting dalam keputusan ini adalah ancaman dari Rusia, dan K130 dibangun terutama untuk melindungi pantai Jerman, termasuk di Laut Baltik. Faktor lain adalah keinginan untuk menghindari masalah teknis yang dihadapi dengan lima K130 pertama.

Angkatan Laut Jerman menugaskan kapal dengan bobot 1.800 ton ini pada tahun 2008. K130 dibangun untuk menggantikan kapal patroli pantai kelas S143/148 yang dirancang hanya untuk pertempuran di sepanjang pesisir Baltik. Sementara K130 dirancang untuk bergerak pada jarak yang lebih jauh untuk mendukung misi penjaga perdamaian, atau misi lain NATO yang mungkin dilakukan di luar Eropa.

K130 didasarkan pada fregat MEKO-A100, yang dibangun untuk pelanggan ekspor. MEKO merupakan konsep pembuatan kapal Jerman 1970 yang menciptakan banyak varian dalam hal ukuran dan peralatan.

K130 dapat tetap melaut selama tujuh hari tanpa pengisian, dan 21 hari jika mereka menerima beberapa resupply melalui helikopter. K130 pada dasarnya masih merupakan kapal pertahanan pantai, tetapi mereka juga dibangun untuk pelayaran laut yang panjang, dan mampu dipacu pada kecepatan 25-30 kilometer per jam di laut dengan kondisi gelombang besar.

Kecepatan tertinggi kapal adalah 46 kilometer per jam dengan membawa 65 awak. Kapal ini sangat otomatis dan sebenarnya bisa dengan cukup membawa 50 awak saja. Kapal dilengkapi dengan persenjataan yang terdiri dari meriam 76mm, dua autocannons 27mm, dua sistem Rolling Airframe Missile untuk pertahanan rudal dan empat rudal anti-kapal RBS-15.


Kapal dilengkapi dengan landasan helikopter, tapi hanya untuk pendaratan dan pengisian bahan bakar helicopter. Kapal dapat membawa helikopter kecil, dan akhirnya angkatan laut ingin memiliki sepasang UAV di kapal ini. Jika K130 tidak memiliki masalah lebih lanjut, angkatan laut ingin memiliki setidaknya selusin dari K130 dengan harga masing-masing US$380 juta.


K130 tidak masuk layanan sampai 2010 karena ditemukan masalah serius dengan kapal pertama. Tampaknya bahwa gearbox untuk mesin diesel rusak. Beberapa sekrup longgar, jatuh ke dalam gear, menyebabkan mesin mati. Gearbox diproduksi oleh sebuah perusahaan Swiss, dan reputasi Swiss untuk rekayasa mesin yang sempurna sebenarnya cukup ganjil. Dan ternyata perusahan itu mengsubkontrakkan pekerjaan pada sebuah perusahaan di Polandia yang tidak memiliki standard sebaik Swiss.

Jerman menuntut Swiss membereskan masalah ini hingga menunda masuknya kapal ke operasional hingga 2010. Sementara dua K130 pertama yang ditugaskan pada tahun 2008 juga segera dihentikan sampai masalah gearbox yang dibahas. Tiga K130 lainnya tidak ditugaskan sampai mereka memiliki modifikasi yang diperlukan untuk gearbox mereka.

0 comments:

Post a Comment