TNI Angkatan
Darat dikabarkan sedang menjajaki kendaraan tempur amfibi M113 varian SIDAM 25
asal Italia. Varian Sistema Italiano Difesa Area Mobile 25 Milimetre ini masuk
dalam kategori sistem artileri antipesawat udara swagerak (Self Propelled Anti
Aircraft Gun/ SPAAG).
Konsep dasar
SIDAM 25 adalah menggabungkan sasis M113A2 dengan sistem kanon antipesawat. M113A2 yang
digunakan tidak banyak mengalami perubahan di sektor otomotif, masih
menggunakan mesin diesel 6V-53 dipadu dengan girboks Allison TX 100-1.
Pengubahan
terjadi pada hull dengan penambahan pintu akses yang memotong sisi kiri M113A2
guna memudahkan awak yang terdiri dari komandan, juru tembak, dan pengemudi
keluar dari kendaraan. Pada bagian atas dibuat perkuatan sehingga kubah yang
berisi sistem elektro optik, catu daya, dan kanon tembak cepat 25 mm bisa
didudukkan ke atap M113A2.
Kubah
alumunium seberat 3 ton ini memiliki palka untuk satu orang juru tembak. Kubah
SIDAM 25 sendiri terdiri dari empat kanon tembak cepat Oerlikon Italiana KBA-25
dengan konfigurasi 2×2 atau 2 laras kanon di setiap sisi. Satu kanon di tiap
sisi dilengkapi dengan sistem pasokan ganda sehingga bisa mengganti tipe
amunisi yang digunakan secara seketika.
Tiap kanon
mampu menyemburkan timah panas dengan kecepatan 570 peluru/menit. Kemampuan ini
cukup untuk merusak tirai logam sasaran yang terbang dengan kecepatan 50-300
m/detik. Moda penembakan biasanya diatur dalam beberapa kali rentetan pendek
dengan tembakan tunggal, 15 peluru sekali tekan tombol, 25 butir peluru per semburan,
atau tembakan otomatis terus menerus.
Kapasitas
peluru mencapai 600 peluru High Explosive-Fragmentation (HE-FRAG) dan 30 butir
peluru Armor Piercing Discarding Sabot (APDS).
Juru tembak
dibekali dengan sistem bidik elektro-optik (Optronik) OG14 yang distabilisasi
sehingga tidak terganggu getaran saat penembakan. Namun, SIDAM 25 belum
dilengkapi dengan radar pencari ataupun penjejak sehingga kemampuannya terbatas
pada kondisi cuaca yang cerah (clear weather system).
Dalam
kondisi minim cahaya, terdapat sistem kamera Low Light Television (LLTV) untuk
menemukan sasaran. Jarak ke sasaran ditentukan berdasarkan bacaan dari Laser
Range Finder (LRF) yang merupakan sistem bawaan SIDAM 25. Sistem penjejakan
elektronik yang terhubung ke alat bidik optronik menyediakan sudut penjejakan
terhadap sasaran.
Untuk
mengenali sasaran, SIDAM 25 sudah dilengkapi dengan pembaca transponder IFF
(Identification Friend or Foe) buatan ITALTEL sehingga meminimalkan kemungkinan
insiden blue on blue.
SIDAM 25
dikembangkan secara khusus untuk Angkatan Darat Italia dan tidak dibeli oleh
negara lain. Angkatan Darat Italia memesan SIDAM 25 pada Juni 1987 dan pertama
kali dioperasikan oleh Brigade Garibal di pada tahun 1989. Awalnya, kontrak
SIDAM 25 berjumlah 340 unit, tetapi akhirnya dikurangi menjadi hanya 280 unit.
0 comments:
Post a Comment