Pada tahun
2010, kapal selam pertama, dan sejauh ini satu-satunya, kelas Qing China
berlayar ke laut setelah hampir enam tahun konstruksi. Dengan bobot 6.628
ton saat tenggelam dan panjang 90 meter ini adalah salah satu kapal selam
diesel terbesar yang pernah dibangun.
Berbeda
dengan sebagian besar kapal selam diesel, kapal selam Type 032 ini dapat menembakkan rudal
jelajah, tidak hanya rudal jarak jauh tetapi juga rudal balistik kapal selam
(SLBM) yang memiliki kapasitas untuk membawa hulu ledak nuklir.
Beijing terkenal menyimpan erat rahasia senjatanya yang memunculkan sejumlah spekulasi tentang Type 032. Apakah ini hanya kapal selam pengujian, atau prekuser dari armada kapal selam rudal balistik?. Atau Type 032 sebenarnya dibangun sebagai prototipe untuk ekspor ke Pakistan?
Di masa lalu, kapal selam nuklir menikmati keuntungan yang sangat besar dalam kemampuan berendam dan kebisingan dibandingkan dengan kapal selam diesel tradisional. Sebuah kapal selam diesel bisa berenang dengan tenang selama berhari-hari, namun kapal selam bertenaga nuklir dapat melakukannya selama berbulan-bulan. Bahwa China mempertimbangkan kapal selam diesel besar karena munculnya sistem Propulsion Air-Independent (AIP) yang memungkinkan kapal selam bisa lebih lama berendam karena system ini menjadikan kapal selam lebih hemat listrik sehingga tidak perlu terlalu sering muncul ke permukaan untuk menyalakan mesin diesel guna mengisi baterai.
Negara pertama yang mengoperasionalkan kapal selam AIP adalah Swedia dengan kapal selam Gotland yang mulai beroperasi pada tahun 1996. Menggunakan mesin Stirling, kapal selam bisa beroperasi terendam selama 30 hari nonstop. Kapal selam diesel kecil dan sangat tenang hingga mampu menembus pertahanan kelompok tempur kapal induk Amerika Serikat ketika melakukan latihan perang.
Sejak itu, China telah membangun 15 kapal selam Type 039A kelas Yuan (alias Type 041) dengan menggunakan teknologi AIP Stirling, dengan 20 lain yang direncanakan. Kapal selam kelas Yuan direncanakan akan dipersenjatai dengan torpedo seperti Gotland milik Swedia untuk menguntit kapal musuh di perairan pantai.
Kelas Qing juga menggunakan Stirling, namun, menunjukkan peningkatan dramatis dalam modus operandi. Kapal membawa dua atau tiga tabung Vertical Launch System (VLS) yang digunakan untuk menembakkan rudal balistik JL-2A JuLang (Big Wave) yang diyakini memiliki kemampuan serang hampir 5.000 mil dan dapat membawa satu megaton hulu ledak nuklir tunggal, atau tiga hulu ledak hulu ledak independen atau (MIRV) seberat empat kiloton.
JL-2 pertama kali diuji pada tahun 2001 dan merupakan persenjataan utama dari kapal selam nuklir Type 094, Kelas Jin. Sebuah kapal selam Type 094 memulai patroli pencegahan nuklir China pada 2015. Secara hipotesis, Type 032 akan menawarkan platform lebih murah tetapi dengan kemampuan sama dengan Type-094.
Empat atau lima sel VLS tambahan pada lambung kelas Qing dapat menembakkan rudal jelajah anti-kapal JL-18B Yingji (Strike Eagle) yang bisa mencapai kecepatan 2,5 Mach pada saat mendekati target. JL-18B diduga dipandu satelit, dan dapat mencapai target pada jarak 110 hingga 300 mil. Type 032 juga dapat meluncurkan rudal jelajah CJ-20A yang merupakan keturunan dari CJ-10.
Untuk Apa Type 032 Dibangun?
Persenjataan Kelas Qing adalah pasangan yang tidak konvensional dari tabung torpedo tunggal standar 533 milimeter dengan tabung ekstra besar 650 milimeter. Type 032 juga memiliki fasilitas untuk menampung dan menyebarkan hingga 50 personil pasukan khusus, fitur yang semakin umum di kapal selam modern.
Hanya saja Hal Type 032 memiliki sejumlah kekurangan. Kapal selam ini cukup lambat dengan kecepatan maksimum di dalam air adalah 16 mil per jam atau hampir setengah dari kemampuan kapal selam Kelas Virgnia Amerika Serikat. Kedalaman menyelam maksimum dilaporkan 160-200 meter yang juga kurang dari setengah kemampuan kapal selam modern.
Dengan kelemahan ini banyak yang memperkirakan Kelas Qing memang tidak dirancang untuk masuk dalam pertarungan. Kapal selam ini dibangun dengan maksud sebagai platform murah untuk pengujian rudal untuk mengganti kapal selam era 60-an Type 031 Kelas Golf yang digunakan untuk menguji rudal balistik JL-2.
Dengan kemampuan membawa 88 awak, Type 032 juga dapat membawa tambahan seratus “ilmuwan dan teknisi.” Kapal selam ini dilaporkan juga telah digunakan untuk menguji rudal permukaan ke udara kapal selam dan pod penyelamatan untuk melarikan diri di dalam air. Beberapa memperkirakan kapal selam ini juga untuk menyebarkan drone bawah air.
Namun, laporan 2011 mengklaim bahwa China akan menjual enam kapal selam Type 032 ke Pakistan. Kedua negara ini beraliansi untuk menentang India. China menyadari potensi India untuk menjadi negara adidaya di masa depan, sehingga memperkuat Pakistan memiliki nilai strategis tinggi untuk membentengi wilayahnya.
Baru-baru ini, tepatnya pada bulan Oktober, Beijing menegaskan mereka akan menjual delapan kapal selam Project S-26 dan Projet S-30 senilai US$ 4-5 miliar yang kira-kira setara dengan harga dua kapal selam nuklir. Empat kapal akan dibangun di China dan sisanya akan dibangun di Karachi, Pakistan. Pengiriman kapal selam pertama akan dilakukan pada 2020 dan kapal terakhir pada 2028.
Namun, National Interest menyebutkan tidak jelas jenis kapal selam apa yang dibangun untuk Pakistan. Beberapa laporan resmi muncul menyatakan bahwa kapal selam ini adalah turunan dari Type 032, tetapi kebanyakan ahli percaya bahwa mereka bukan versi kapal selam kelas Yuan.
Namun, beberapa deskripsi dari S-30 menyiratkan itu didasarkan pada Type 032, dengan dimaksudkan untuk bisa membawa rudal jelajah Babur berkemampuan nuklir yang dibangun Pakistan, dikembangkan serta mempertahankan dua tabung SLBM.
Kapal selam nuklir masih memiliki keunggulan dibandingkan kapal selam diesel bertenaga AIP. Patroli pencegahan cenderung bisa berlangsung lebih panjang, dengan daya tahan tiga sampai empat bulan masih bisa dengan mudah mengalahkan kapal selam bertenaga Stirling dengan kemampuan menyelam 30 hari.
Meskipun kemampuan untuk menyelam selama berbulan-bulan tidak terlalu penting untuk kapal selam pertahanan pesisir, kapal selam nuklir juga dapat mempertahankan kecepatan di bawah air yang lebih tinggi dalam jarak jauh. Namun, sebagian besar angkatan laut di seluruh dunia tidak seperti Amerika Serikat, yang mengopeasikan kapal selam ribuan mil di seluruh Atlantik dan Pasifik.
Negara-negara seperti China, Pakistan atau, mungkin Iran atau Arab Saudi, memiliki kepentingan keamanan laut lebih dekat dari rumah dan tidak perlu kapal selam mereka untuk menyeberangi lautan yang luas.
Terutama
untuk negara-negara seperti Pakistan dengan akses ke senjata nuklir, kapal
selam diesel bersenjata rudal bisa menawarkan cara yang terjangkau untuk
memiliki kemampuan serangan balasan nuklir yang akan tetap sangat sulit untuk
dilawan dan berpotensi memulai tren baru dalam proliferasi nuklir.
0 comments:
Post a Comment