Tuesday, 13 December 2016

Anggaran Pertahanan Global 2016 Naik, AS Masih Nomor Satu, Rusia Justru Turun


Belanja pertahanan global pada 2016 ini naik 1% menjadi US$1,57 trilun dibanding tahun sebelumnya. Tetapi di tengah kenaikan ini untuk pertama kalinya sejak 15 tahun terakhir belanja pertahanan Rusia justru turun.

Surat kabar Financial Times mengutip laporan tahunan yang dikeluarkan perusahaan Anggaran Pertahanan Jane`s melaporkan Senin 12 Desember 2016, belanja pertahanan global pada tahun ini naik sebesar 1%.

Surat kabar itu menambahkan bahwa saat ini anggaran pertahanan Rusia berada para peringkat ketujuh di dunia, setelah Amerika Serikat, China, India, Inggris, Arab Saudi dan Prancis. Moskow diperkirakan menghabiskan sekitar US$41,1 miliar atau sekitar Rp542,5 triliun.

Meskipun program persenjataan skala besar dilaksanakan oleh Moskow, pemerintah Rusia telah mengurangi pengeluaran pertahanan dalam dolar AS di tengah devaluasi serta menurunnya harga minyak dunia dan sanksi ekonomi Barat yang dikenakan pada Rusia. Sementara India dan China diperkirakan akan terus mendorong belanja pertahanan selama dekade berikutnya. 

Saat ini ada risiko perlombaan senjata di negara Asia Pasifik dengan meningkatkan belanja militer mereka ketika mereka bergerak dari fokus pertahanan teritorial menjadi kemampuan proyeksi kekuatan.

“Ini baru untuk daerah dan cenderung meningkatkan kontak militer ke militer antara negara,” kata Craig Caffrey, analis utama di IHS Jane, dalam sebuah rilis Senin 12 Desember 2016.

“Meningkatnya belanja pertahanan ini bertanggung jawab pada peningkatan ketegangan di kawasan tersebut yang pada gilirannya dapat memacu pertumbuhan anggaran lebih cepat,” katanya.

IHS mengatakan anggaran pertahanan China berada di trek hampir dua kali lipat dalam 10 tahun, dari US$123 miliar pada tahun 2010 menjadi US$233 miliar pada tahun 2020. Pada 2020 tingkat, anggaran pertahanan China akan menjadi sekitar empat kali lebih besar dari Inggris dan lebih besar dari gabungan belanja Negara-negara Eropa Barat.

Sementara India menghabiskan lebih dari US$50 miliar pada kekuatan militernya pada tahun 2016, mendorong Rusia turun menjadi pemboros terbesar kelima. Negara Asia Selatan ini dalam cengkeraman modernisasi drive dan diperkirakan akan melompat melewati Inggris ke posisi ketiga tahun 2018.

“India perlu peralatan baru untuk memenuhi modernisasinya. Selama tiga tahun ke depan, India akan muncul kembali sebagai pasar untuk pemasok pertahanan,” katanya.

Sementara Amerika Serikat tetap Negara dengan belanja pertahanan paling besar yakni menghabiskan US$622 miliar pada tahun 2016. Angka itu empat kali lebih besar dari China dan mewakili sekitar 40 persen dari pengeluaran global.

“Sejak 9/11, lebih dari US$9,35 trilun telah dialokasikan untuk anggaran pertahanan AS, dengan Contingency Operasi Luar Negeri (OCO) sebesar US$1,62 trilun atau 17,3 persen dari total anggaran Kementerian Pertahanan Amerika,” kata Guy Eastman, analis senior di IHS Jane.


Anggaran pertahanan Eropa Barat naik untuk pertama kalinya sejak 2009 dan IHS Janes percaya bahwa tren akan terus berlanjut dengan memperkirakan bahwa sekitar US$10 miliar akan ditambahkan pada 5 tahun ke depan.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment