Bicara
tentang jet tempur tercanggih, frigat tercanggih sampai drone tercanggih di
Asia Tenggara, maka kesemuanya melekat di militer Singapura. Lain dari itu,
Singapura Negeri Pulau yang luas areanya hanya sebentangan DKI Jakarta, juga
memiliki panser tempur tercanggih di kawasan ini. Hebatnya panser dengan nama
“AV-81 Terrex 8×8” adalah produksi industri dalam negeri, ST Engineering yang
memang reputasinya telah mengglobal.
Terrex
seperti halnya panser Pandur II, VAB, dan Anoa, Terrex dihadirkan dalam beberapa
varian, mulai dari varian dasar APC (Armoured Personnel Carrier), varian mortir
120 mm, varian recovery untuk kebutuhan reparasi, varian medis, varian IFV
(Infantry Fighting Vehicle), varian ATGM (Anti Tank Guided Missile), dan varian
enjiner untuk mendukung peran satuan zeni tempur. Dari kesemuanya, varian IFV
dan ATGM menjadi ujung tombak wheeled fire support vehicle. Varian IFV
dilengkapi kubah dengan RCWS (Remote Control Weapon System) EOS R-600 yang
dilengkapi kanon MK44 Bushmaster II kaliber 30 mm. Sementara varian ATGM
dirancang sebagai tank killer, pasalnya Terrex sudah dibekali rudal anti tank
Spike LR yang punya kemampuan fire and forget.
Letak
keunggulan utama Terrex ada di penggunaan pelat baja tambahan berbahan komposit
dengan label AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan IBD Jerman.
Keunggulan AMAP adalah pengiritan bobot yang jauh lebih optimum dibandingkan
generasi pendahulunya. Komposisi AMAP didasarkan pada material keramik
berkepadatan tinggi yang disebut nano ceramic yang dihubungkan dengan silicon
carbide. Kemampuan AMAP sesuai standar NATO STANAG 4569 level 3 dan 4, yakni
menahan terjangan proyektil kaliber 14,5 mm/12,7 mm dan pecahan artileri 20 mm.
Bahkan lempengan keramik dilapisi lagi dengan bahan titanium untuk memberikan
kemampuan menahan impact dari serangan RPG-7.
Sebagai
ranpur dengan kemampuan amfibi, Terrex pada bagian depan dilengkapi fording
plate untuk memecah ombak, terutama pada saat operasi amfibi lintas sungai atau
pendaratan di pantai. Dalam keadaan tidak digunakan, tentu fording plate dapa
dilipat kebelakang. Dilengkapi dua propeller, dan batasan bobot saat mengapung
tidak lebih dari 24 ton, maka Terrex dapat melaju 10 km per jam saat berenang.
Dari segi
dapur pacu, Terrex mengandalkan mesin diesel Caterpillar C9 yang menyemburkan
daya sebesar 450 HP, power to weight ratio hanya 18,75 HP per ton. Terrex yang
punya bobot di permukaan 25 ton sanggup ngebut hingga kecepatan maksimal 110 km
per jam di jalan raya. Sementara untuk jarak jangkau operasinya mencapai 800
km.
Kadar
kecanggihan Terrex juga dirasakan oleh awaknya, contohnya pengemudi sangat
dimanjakan dengan nuansa kompartemen ala pilot jet tempur. Untuk memantau
situasi di luar panser, Terrex tak lagi menggunakan periskop konvensional, tapi
sudah digantikan dengan modul kamera. Pengemudi dapat memantau situasi di luar
dengan tiga layar kamera yang memampilkan sudut panorama. Tak itu saja tampilan
layar kamera ini juga mendukung mode thermal untuk melalui medan yang minim
cahaya.
Sebagai
panser tercanggih di Asia Tenggara, Terrex sudah dilengkapi teknologi BMS
(Battlefield Management System). Dari BMS, seorang komandan panser dapat
mengendalikan RCWS dan sisten identifikasi serta koordinasi antara kawan dalam
laga pertempuran. Melengkapi BMS, Terrex dilengkapi input data dari kamera ARSS
(All Round Surveillance System) untuk membaca kondisi sekitar. Kesemua
teknologi yang berbasis data link ini dapat menampilkan pandangan langsung dari
drone, serta integrasi dengan elemen MBT (Main Battle Tank), helikopter serbu
AH-64D Longbow Apache sampai jet tempur tercanggih di Asia Tenggara, F-15SG.
Dirunut dari
sejarahnya, Terrex punya waktu pengembangan yang cukup lama. Prototipenya
diperkenalkan perdana pada ajang DSEI 2001, dan baru diluncurkan resmi oleh
manufakturnya pada tahun 2009 di Pasir Laba Camp. Di tahun 2012, Terrex varian
APC sempat menyambangi Indonesia, tepatnya Terrex hadir dalam latihan bersama
TNI AD dan AD Singapura - SAFKAR Indopura 2012 di Cipatat, Jawa Barat. Dalam
ajang latihan bersama ini, Terrex langsung bersanding dengan APC kebanggan
Indonesia, Anoa 6×6. Dengan sejumlah penyempurnaan (lagi), kini AD Singapura
telah menggunakan Terrex 2 yang lebih lethal.
Spesifikasi
AV81 Terrex 8×8 :
- Weight: 25
ton
- Length: 7
meter
- Width: 2,7
meter
- Height:
2,1 meter
- Crew: 2
(Commander, Driver) + 12 troops
- Engine:
Caterpillar Inc. C9 inline-six diesel engine
-
Suspension: 8×8 Hydropneumatic Double wishbone suspension
-
Operational range: 800 km
- Speed: 110
km per hour
0 comments:
Post a Comment