Sunday 4 December 2016

AV81 Terrex 8×8: Profil Panser Tercanggih di Asia Tenggara


Bicara tentang jet tempur tercanggih, frigat tercanggih sampai drone tercanggih di Asia Tenggara, maka kesemuanya melekat di militer Singapura. Lain dari itu, Singapura Negeri Pulau yang luas areanya hanya sebentangan DKI Jakarta, juga memiliki panser tempur tercanggih di kawasan ini. Hebatnya panser dengan nama “AV-81 Terrex 8×8” adalah produksi industri dalam negeri, ST Engineering yang memang reputasinya telah mengglobal.


Terrex seperti halnya panser Pandur II, VAB, dan Anoa, Terrex dihadirkan dalam beberapa varian, mulai dari varian dasar APC (Armoured Personnel Carrier), varian mortir 120 mm, varian recovery untuk kebutuhan reparasi, varian medis, varian IFV (Infantry Fighting Vehicle), varian ATGM (Anti Tank Guided Missile), dan varian enjiner untuk mendukung peran satuan zeni tempur. Dari kesemuanya, varian IFV dan ATGM menjadi ujung tombak wheeled fire support vehicle. Varian IFV dilengkapi kubah dengan RCWS (Remote Control Weapon System) EOS R-600 yang dilengkapi kanon MK44 Bushmaster II kaliber 30 mm. Sementara varian ATGM dirancang sebagai tank killer, pasalnya Terrex sudah dibekali rudal anti tank Spike LR yang punya kemampuan fire and forget.



Letak keunggulan utama Terrex ada di penggunaan pelat baja tambahan berbahan komposit dengan label AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan IBD Jerman. Keunggulan AMAP adalah pengiritan bobot yang jauh lebih optimum dibandingkan generasi pendahulunya. Komposisi AMAP didasarkan pada material keramik berkepadatan tinggi yang disebut nano ceramic yang dihubungkan dengan silicon carbide. Kemampuan AMAP sesuai standar NATO STANAG 4569 level 3 dan 4, yakni menahan terjangan proyektil kaliber 14,5 mm/12,7 mm dan pecahan artileri 20 mm. Bahkan lempengan keramik dilapisi lagi dengan bahan titanium untuk memberikan kemampuan menahan impact dari serangan RPG-7.


Sebagai ranpur dengan kemampuan amfibi, Terrex pada bagian depan dilengkapi fording plate untuk memecah ombak, terutama pada saat operasi amfibi lintas sungai atau pendaratan di pantai. Dalam keadaan tidak digunakan, tentu fording plate dapa dilipat kebelakang. Dilengkapi dua propeller, dan batasan bobot saat mengapung tidak lebih dari 24 ton, maka Terrex dapat melaju 10 km per jam saat berenang.
Dari segi dapur pacu, Terrex mengandalkan mesin diesel Caterpillar C9 yang menyemburkan daya sebesar 450 HP, power to weight ratio hanya 18,75 HP per ton. Terrex yang punya bobot di permukaan 25 ton sanggup ngebut hingga kecepatan maksimal 110 km per jam di jalan raya. Sementara untuk jarak jangkau operasinya mencapai 800 km.


Kadar kecanggihan Terrex juga dirasakan oleh awaknya, contohnya pengemudi sangat dimanjakan dengan nuansa kompartemen ala pilot jet tempur. Untuk memantau situasi di luar panser, Terrex tak lagi menggunakan periskop konvensional, tapi sudah digantikan dengan modul kamera. Pengemudi dapat memantau situasi di luar dengan tiga layar kamera yang memampilkan sudut panorama. Tak itu saja tampilan layar kamera ini juga mendukung mode thermal untuk melalui medan yang minim cahaya.

Sebagai panser tercanggih di Asia Tenggara, Terrex sudah dilengkapi teknologi BMS (Battlefield Management System). Dari BMS, seorang komandan panser dapat mengendalikan RCWS dan sisten identifikasi serta koordinasi antara kawan dalam laga pertempuran. Melengkapi BMS, Terrex dilengkapi input data dari kamera ARSS (All Round Surveillance System) untuk membaca kondisi sekitar. Kesemua teknologi yang berbasis data link ini dapat menampilkan pandangan langsung dari drone, serta integrasi dengan elemen MBT (Main Battle Tank), helikopter serbu AH-64D Longbow Apache sampai jet tempur tercanggih di Asia Tenggara, F-15SG.

Dirunut dari sejarahnya, Terrex punya waktu pengembangan yang cukup lama. Prototipenya diperkenalkan perdana pada ajang DSEI 2001, dan baru diluncurkan resmi oleh manufakturnya pada tahun 2009 di Pasir Laba Camp. Di tahun 2012, Terrex varian APC sempat menyambangi Indonesia, tepatnya Terrex hadir dalam latihan bersama TNI AD dan AD Singapura - SAFKAR Indopura 2012 di Cipatat, Jawa Barat. Dalam ajang latihan bersama ini, Terrex langsung bersanding dengan APC kebanggan Indonesia, Anoa 6×6. Dengan sejumlah penyempurnaan (lagi), kini AD Singapura telah menggunakan Terrex 2 yang lebih lethal.

Spesifikasi AV81 Terrex 8×8 :
- Weight: 25 ton
- Length: 7 meter
- Width: 2,7 meter
- Height: 2,1 meter
- Crew: 2 (Commander, Driver) + 12 troops
- Engine: Caterpillar Inc. C9 inline-six diesel engine
- Suspension: 8×8 Hydropneumatic Double wishbone suspension
- Operational range: 800 km
- Speed: 110 km per hour

0 comments:

Post a Comment