Friday 2 December 2016

Flashbang, Alternatif Non Letal Situasi Taktis


Dalam tipikal operasi intensitas tinggi yang membutuhkan penanganan taktis dan dynamic entry, unsur kejutan menjadi fokus dan selalu harus dipertahankan. Khususnya dalam situasi pertempuran jarak dekat, anggota tim serbu yang masuk tidak bisa asal terjang ke dalam. Salah penanganan, target justru bisa bersiap memberikan kejutan pahit, salah-salah malah memberondong anggota tim yang masuk lewat pintu.

Anggota tim serbu kepolisian atau militer yang masuk pun terkadang ada sandera atau tawanan di dalam ruangan, bersama-sama dengan target atau penyandera. Butuh jendela kesempatan untuk memberi waktu bagi anggota pasukan yang masuk, membidik, dan menjatuhkan sasaran sebelum target menghabisi sandera yang terjebak atau menembak anggota tim serbu terlebih dahulu.

Untuk membeli waktu yang berharga tersebut, saat ini anggota polisi dan militer yang tergabung dalam kesatuan khusus dibekali dengan granat flashbang atau granat kejut. Granat ini pertamakali dioperasikan oleh 22nd Special Air Service dalam penanganan penyanderaan kedutaan besar Iran di London 1980 melalui operasi Nimrod. GSG-9 juga tercatat menggunakan granat kejut dalam operasi Magic Fire, pembebasan Boeing 737 Lufthansa yang dibajak di Mogadishu.

Berbeda dengan granat fragmentasi yang meledak dan melepaskan fragmen casing granat menjadi proyektil mematikan, granat kejut dioptimalkan untuk menghasilkan suara yang memekakkan telinga dan cahaya yang menyilaukan mata.Tujuannya, membuat fokus dan perhatian mereka yang terkena bisa teralihkan beberapa detik. Ini cukup bagi tim serbu untuk masuk dan melumpuhkan sasarannya.


Sosok granat kejut ini berbeda-beda, tetapi biasanya berbentuk silinder, beda dengan granat fragmentasi yang berbentuk nanas atau manggis. Pada beberapa model seperti M84 stun grenade yang menjadi standar militer AS, bagian luar casingnya diberi lubang-lubang agar cahaya yang dihasilkan lebih terfokus dan terang dan juga mencegah api menjalar terlalu jauh dari titik impak.

Isian flashbang adalah bubuk kilat-bakar (flash powder) berbasis magnesium yang didesain untuk menghasilkan kilat cahaya terang ketika dipantik dan suara ledakan keras. Tingkat kebisingannya berkisar antara 150-170 desibel di titik impak granat. 


Pada saat tuas pengaman ditekan dan cincin pengaman ditarik, maka primer akan mulai tercampur dengan pemantik pertama dan delay mix untuk memberikan waktu bagi granat melayang di udara. Ketika waktu reaksi delay mix habis, maka flash powder akan mulai terbakar dan menghasilkan reaksi cahaya dan suara yang diharapkan membuat siapapun yang melihatnya terdisorientasi.

Cahaya super terang yang dihasilkan akan membuat pupil mata kesulitan menyesuaikan intensitas cahaya yang berubah tiba-tiba. Suara ledakannya sendiri bisa menimbulkan bunyi denging pada gendang telinga. Belum lagi kalau granat kejut yang dilemparkan lebih dari satu buah.

Setelah beberapa detik efeknya akan memudar, tetapi butuh waktu bagi mata untuk menyesuaikan diri dan memberikan pandangan yang fokus. Secara teoritis musuh bisa saja bersiap dengan menutupi telinga mereka atau menggunakan penutup mata, akan tetapi dengan begitu mereka pun tidak bisa fokus pada tim serbu yang langsung mendobrak masuk seketika.

Walaupun didesain sebagai solusi non-letal, granat kejut masih menyimpan resiko. Ledakan granat kejut bisa saja menyebabkan kerusakan gendang telinga permanen pada orang yang memiliki daya tahan fisiologi lebih rendah. Selain itu, granat kejut tetap menghasilkan kilatan api yang bisa menyebabkan kebakaran apabila granat kejut jatuh di atas barang-barang yang mudah terbakar.

0 comments:

Post a Comment