Mengunjungi
museum Dirgantara Mandala di Yogyakarta akan membuat terperangah para pecinta
sejarah dan dunia penerbangan miiter. Di semua ruangan museum terpajang beragam
jenis pesawat yang pernah digunakan oleh jajaran TNI AU mulai dari Perang
Kemerdekaan hingga peperangan di Timor-Timur.
Kita bisa
menemukan pesawat-pesawat yang direbut dari Jepang, seperti Nakajima Ki-43
Oscar, A6M5 Zero, dan KY51 Cureng yang pernah digunakan dalam revolusi
kemerdekaan. Pesawat peninggalan Belanda yang merupakan buatan AS dan di masa
revolusi paling ditakuti gerilyawan RI P-51 Mustang juga terpampang dengan
gagahnya di ruang pamer museum.
Sebagai
catatan tambahan, di kalangan penggemar pesawat di AS, saat ini Mustang jika
sudah direnovasi dan bisa terbang berharga lebih dari US$4.500.000.
Jika diamati
secara cermat, jenis pesawat-pesawat TNI AU yang dipajang di Dirgantara Mandala
tampak didominasi oleh pesawat tempur yang dimiliki TNI AU semasa RI dipimpin
oleh Presiden Sukarno. Sejumlah
pesawat tempur yang pernah berjaya ketika dioperasikan untuk menumpas
pemberontak PRRI/Permesta dan menyukseskan Operasi Trikora untuk merebut Irian
Barat terpajang dengan gagahnya. Pesawat-pesawat paling mutakhir di tahun
1960-an yang mencerminkan Indonesia menjadi kekuatan militer paling besar di
Asia itu antara lain, pesawat pembom Tu-16, MiG-18, MiG-17, dan MiG 21.
Selain
jet-jet tempur yang jaya di era Bung Karno, di Museum Dirgantara Mandala
terpajang pula rudal SAM-75 buatan Rusia. Senjata ini paling ditakuti oleh AS
dan sekutunya di tahun 1960-an. Rudal yang oleh NATO dijuluki sebagai SA-2
Guideline ini masih terpajang lengkap dengan perangkat peluncurnya.
Rudal
seberat 2,3 ton, panjang 10,6 m dengan jangkauan efektif hingga 45 km dan
memiliki kecepatan 3,5 Mach itu sudah terbukti keampuhannya. Pada 1 Mei 1960,
Rusia pernah menembak jatuh pesawat mata-mata AS U-2 Dragon Lady yang terbang
pada ketinggian lebih dari 15 km.
Pada bulan
Oktober 1962, U-2 AS juga hilang dihajar rudal SAM-75 yang ditembakkan militer
Kuba. Selain itu, Taiwan juga pernah menembak jatuh pesawat U-2 China
menggunakan rudal yang sama. Tak ayal jika rudal yang pernah dimiliki oleh TNI
AU ini benar-benar memiliki detterent effect yang tinggi.
Di bagian
luar ruang pamer Museum Dirgantara Mandala kita bisa menemukan pesawat tempur
mutakhir yang pernah digunakan dalam perang di Timor-Timur, yakni A-4 Skyhwak,
yang dipajang sebagai monumen di kawasan Akademi Angkatan Udara (AAU) Lanud Adi
Sutjipto.
Penampilan
A-4 Skyhwak sebagai pesawat tempur yang bisa membawa bom nuklir itu begitu
sangar dan masih tampak sempurna. Maklum, ketika A-4 digrounded dan
dimuseumkan beberapa di antarnya masih laik operasional.
Berkunjung
ke Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala para pengunjung memang tidak hanya
bisa menyaksikan beragam pesawat tempur yang luar biasa. Tapi juga menemukan
semacam “harta karun” yang membuktikan kekuatan TNI AU dalam mengabdi kepada
negara serta bangsa Indonesia.
0 comments:
Post a Comment