Monday 19 December 2016

Kejayaan Kekuatan AU Indonesia di Museum Dirgantara Mandala


Mengunjungi museum Dirgantara Mandala di Yogyakarta akan membuat terperangah para pecinta sejarah dan dunia penerbangan miiter. Di semua ruangan museum terpajang beragam jenis pesawat yang pernah digunakan oleh jajaran TNI AU mulai dari Perang Kemerdekaan hingga peperangan di Timor-Timur.

Kita bisa menemukan pesawat-pesawat yang direbut dari Jepang, seperti Nakajima Ki-43 Oscar, A6M5 Zero, dan KY51 Cureng yang pernah digunakan dalam revolusi kemerdekaan. Pesawat peninggalan Belanda yang merupakan buatan AS dan di masa revolusi paling ditakuti gerilyawan RI P-51 Mustang juga terpampang dengan gagahnya di ruang pamer museum. 


Sebagai catatan tambahan, di kalangan penggemar pesawat di AS, saat ini Mustang jika sudah direnovasi dan bisa terbang berharga lebih dari US$4.500.000.

Jika diamati secara cermat, jenis pesawat-pesawat TNI AU yang dipajang di Dirgantara Mandala tampak didominasi oleh pesawat tempur yang dimiliki TNI AU semasa RI dipimpin oleh Presiden Sukarno. Sejumlah pesawat tempur yang pernah berjaya ketika dioperasikan untuk menumpas pemberontak PRRI/Permesta dan menyukseskan Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat terpajang dengan gagahnya. Pesawat-pesawat paling mutakhir di tahun 1960-an yang mencerminkan Indonesia menjadi kekuatan militer paling besar di Asia itu antara lain, pesawat pembom Tu-16, MiG-18, MiG-17, dan MiG 21.


Selain jet-jet tempur yang jaya di era Bung Karno, di Museum Dirgantara Mandala terpajang pula rudal SAM-75 buatan Rusia. Senjata ini paling ditakuti oleh AS dan sekutunya di tahun 1960-an. Rudal yang oleh NATO dijuluki sebagai SA-2 Guideline ini masih terpajang lengkap dengan perangkat peluncurnya.


Rudal seberat 2,3 ton, panjang 10,6 m dengan jangkauan efektif hingga 45 km dan memiliki kecepatan 3,5 Mach itu sudah terbukti keampuhannya. Pada 1 Mei 1960, Rusia pernah menembak jatuh pesawat mata-mata AS U-2 Dragon Lady yang terbang pada ketinggian lebih dari 15 km.

Pada bulan Oktober 1962, U-2 AS juga hilang dihajar rudal SAM-75 yang ditembakkan militer Kuba. Selain itu, Taiwan juga pernah menembak jatuh pesawat U-2 China menggunakan rudal yang sama. Tak ayal jika rudal yang pernah dimiliki oleh TNI AU ini benar-benar memiliki detterent effect yang tinggi.

Di bagian luar ruang pamer Museum Dirgantara Mandala kita bisa menemukan pesawat tempur mutakhir yang pernah digunakan dalam perang di Timor-Timur, yakni A-4 Skyhwak, yang dipajang sebagai monumen di kawasan Akademi Angkatan Udara (AAU) Lanud Adi Sutjipto.


Penampilan A-4 Skyhwak sebagai pesawat tempur yang bisa membawa bom nuklir itu begitu sangar dan masih tampak sempurna. Maklum, ketika A-4 digrounded dan dimuseumkan beberapa di antarnya masih laik operasional.



Berkunjung ke Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala para pengunjung memang tidak hanya bisa menyaksikan beragam pesawat tempur yang luar biasa. Tapi juga menemukan semacam “harta karun” yang membuktikan kekuatan TNI AU dalam mengabdi kepada negara serta bangsa Indonesia.

0 comments:

Post a Comment