Tuesday, 6 December 2016

Lebih Cepat Sebulan, PT PAL Pastikan SSV Kedua Filiphina Dikirim April


PT PAL Indonesia (Persero) memastikan kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) pesanan kedua Filipina akan dikirim pada April 2017.

"Kami kirim lebih awal satu bulan dariperjanjian, dan kapal akan dikirim lebih sempurna dari pada pesanan pertama," kata Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin memastikan di Surabaya, Senin 5 November 2016.

Dia mengatakan pada pengiriman pertama, PT. PAL Indonesia sebelumnya masih melakukan penyempurnaan pada saat proses keberangkatkan, sebab beberapa interior di dalam kapal berkode lambung 601 itu masih belum sepenuhnya selesai. 

Namun demikian, pesanan pertama tiba di Manila, Filipina tepat waktu pada Jumat, 13 Mei 2016 sebelum pukul 12.00 malam waktu setempat, dan diberi nama oleh Kementerian Pertahanan Filipina dengan nama BRP Tarlac.

Firmansyah mengatakan cepatnya proses pengerjaan kapal perang pesanan kedua Fillipina karena PT. PAL Indonesia menggunakan prinsip kerja one day one blok.
Artinya setiap hari harus ada blok-blok kapal yang harus diselesaikan, sehingga lebih cepat dari waktu yang ditentukan," tuturnya.

Ia menjelaskan, ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman menjadi catatan tersendiri dan merupakan nilai tambah yang ditawarkan PT. PAL Indonesia kepada negara pemesan. Selain itu, kualitas barang dan harga yang bersaing menjadi keunggulan bahwa produk bangsa Indonesia dapat bersaing dengan dunia internasional,” ujarnya.

Sebelumnya, Filipina memesan dua unit kapal perang LPD jenis SSV yang dilengkapi persenjataan canggih, dan tempat pendaratan tiga helikopter dengan fasilitas hangar. Selain itu, SSV-2 memiliki kemampuan mengangkut 2 unit kapal landing craft utility (LCU) ditambah berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).

Dengan memiliki draf kapal 5 meter, SSV-2 juga mampu menjangkau hingga ke perairan dangkal serta dapat difungsikan sebagai rumah sakit apung dan SAR ketika sedang terjadi bencana.

0 comments:

Post a Comment