Komisi I DPR
telah menyarankan TNI untuk menghentikan sementara hibah alat utama sistem
pertahanan (alutsista) dari luar negeri. Opsi itu
dimunculkan setelah jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Wamena, pekan lalu.
Anggota
Komisi I DPR Supiadin Aries Saputra menilai, selama ini alutsista yang
diperoleh dari hibah justru menghabiskan biaya yang besar dan tak sebanding
dengan hasilnya.
Alasannya,
alutsista hasil hibah membutuhkan banyak biaya untuk peremajaan dan kalibrasi
ulang agar bisa dipakai kembali.
“Biaya-biaya
repowering dan reposisi malah jadi besar dan ujung-ujungnya tidak efisien buat
kita karena sudah mengeluarkan dana besar tapi masih banyak juga yang
kecelakaan,” kata Supiadin, saat dihubungi, Kamis (22/12/2016) malam.
Oleh karena
itu, ia mengusulkan TNI membeli alutsista baru dengan skala prioritas sehingga
kebutuhan alutsista bisa terpenuhi. Ia
menambahkan, saat ini Indonesia masih membutuhkan pesawat Hercules.
Sebagai
negara yang rawan bencana alam, Indonesia membutuhkan pengangkutan pasukan dan logistik. “Apalagi
sudah banyak juga Hercules kita yang jatuh. Jadi sebaiknya beli baru untuk
memenuhi kebutuhan pengangkutan pasukan dan logistik yang tinggi,” kata dia.
0 comments:
Post a Comment