Indonesia
harus menangkal segala ancaman gerakan radikal yang bertujuan untuk memecah
belah kesatuan bangsa ini. Oleh karena itu, bangsa Indonesia tidak akan
membiarkan ISIS berkembang karena dampaknya sangat berbahaya, dan ISIS
merupakan musuh bersama bangsa Indonesia.
Hal ini
dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada Seminar ‘Preventive
Justice Dalam Mengantisipasi Perkembangan Ancaman Terorisme’ yang dilaksanakan
oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), bertempat di Hotel Borobudur,
Jakarta, (6/12/2016).
Menurut
Panglima TNI, kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sering
membawa ideologi agama untuk merekrut anggota dan melancarkan aksi teror ke
seluruh dunia. “Semua alasan ISIS tersebut tidaklah benar. ISIS itu
bohong berlatar belakang ideologi agama,” ucapnya.
“Kedok perjuangan jaringan
terorisme ISIS sesungguhnya adalah berlatar
belakang perebutan energy, sehingga ideologi agamanya hanya digunakan untuk
menghasut dan mengajak masyarakat bergabung,” kata Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo.
Lebih lanjut
Panglima TNI menyatakan bahwa, ancaman gerakan terorisme dari kawasan Timur
Tengah itu semakin mengancam Indonesia, mengingat kawasan Filipina Selatan itu
dekat dengan Indonesia khususnya Poso di Sulawesi dan Tarakan di Kalimantan.
“Ancaman
gerakan ISIS dari Kawasan Timur Tengah semakin dekat dengan Indonesia, dimana
Filipina Selatan tengah diincar oleh ISIS untuk membuat markas kawasan Asia
Tenggara,” tegasnya.
“Di Filipina
Selatan kepemilikan senjata bebas dan mencari uangnya dengan cara melakukan
penculikan-penculikan, bahkan sebagian warga Filipina Selatan terindikasi dari
banyaknya kegiatan penyanderaan di perairan Filipina Selatan,” kata Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI
mengatakan bahwa, ISIS yang lahir karena kebutuhan energi tak lagi memfokuskan
kegiatannya di Timur Tengah, mereka tentu sadar bahwa energi di wilayah Arab
mulai habis dan mencari sumber energi baru. “Oleh karena itu bergeser ke energi
hayati, yakni air dan pangan. Dan itu semua ada di sekitar ekuator. Oleh karena
itulah wilayah Filipina Selatan dipilih oleh Islamic State,” ungkapnya.
Menurut
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, kenyataan ini tentu menjadi persoalan
yang amat besar bagi Indonesia. Makin dekatnya ISIS ke negara kita, akan
memudahkan mereka masuk dari beberapa wilayah yang berdekatan dengan Filipina
Selatan. “Kewaspadaan tinggi dari semua pihak sangat dibutuhkan, untuk mencegah
masuknya ISIS ke Indonesia dari beberapa wilayah yang mudah mereka jangkau,”
pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment