Wednesday, 21 December 2016

Swedia Gencar Tawarkan Peralatan Tempurnya Ke Indonesia


Indonesia dan Swedia sepakat bekerja sama dalam bidang pertahanan. Pengembangan teknologi persenjataan hingga jual-beli alat utama sistem persenjataan merupakan bagian dari kesepakatan tersebut.

Momentum kerja sama itu ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman oleh Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu dan Menteri Pertahanan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist di Jakarta, Selasa (20/12/2016).

Ryamizard mengatakan, Indonesia dan Swedia merupakan negara nonblok. Kerja sama pertahanan itu, kata dia, tidak berarti kedua negara mempersiapkan peperangan, tapi justru mengadvokasi perdamaian global.

Nota kesepahaman yang diteken Ryamizard dan Hultqvist mencakup enam hal. Yang krusial, menurut Ryamizard, adalah pertukaran informasi politik militer dan keamanan maritim.

"Indonesia dan Swedia adalah negara damai jadi tidak mempunyai musuh, kecuali musuh bersama, yakni teroris. Makanya kami harus selalu bertukar informasi intelijen," ujar Ryamizard.

Sementara itu, kesepakatan lainnya adalah pertukaran teknologi dan pemeliharaan persenjataan, produksi alusista secara bersama, pengembangan ilmu kedokteran militer, serta pelatihan ilmu pertahanan.

Ryamizard menyebut Hultqvist juga menawarkan penjualan sejumlah alutsista ke Kemhan. Kapal selam dan pesawat tempur merupakan dua alutsista yang diajukan Swedia.

"Mereka menawarkan pesawat tempur. Indonesia mungkin 10 tahun lagi baru membuat pesawat tempur. Jadi saling mengisi," kata Ryamizard.

Lebih dari itu, nota kesepahaman yang diteken Selasa ini juga membuka peluang penempatan atase pertahanan di Indonesia dan Swedia. Selama ini, kata Ryamizard, kedua negara tidak menugaskan atase pertahanan di masing-masing negara.

"Ke depan Swedia dan Indonesia harus punya atase pertahanan sendiri. Agar apa yang dibicarakan tadi segera dilaksanakan," kata Ryamizard.

0 comments:

Post a Comment