Proyek
pesawat jet tempur teknologi generasi 4,5 antara Korea Selatan dan Indonesia
rencananya akan dilanjutkan. Kejelasan itu didapatkan ketika Ketua Parlemen
Korsel Chung Sye Kyun mengunjungi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis
(12/01/17).
"Dengan
kedatangan para delegasi dari Korsel akan memulai lagi proses itu sehingga bisa
diselesaikan," ujar Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno, Minggu (15/01/17).
Sebelumnya,
penandatanganan kerja sama dua negara ini sudah dilakukan pada Juli 2010.
Namun, secara sepihak Korsel menghentikan sementara di pertengahan 2015 lalu.
Dave
mengatakan bahwa proyek bernama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter
Experimental (KFX/IFX) sempat dihentikan beberapa tahun lalu karena persoalan
teknis. "Ada beberapa hal teknis yang musti diselesaikan, kemarin
terhambat karena berbagai macam situasi," sebutnya.
Karenanya,
Dave bersama anggota komisi I DPR lainnya akan mendata kembali hal atau tahap
apa saja yang sudah dikerjakan sebelum proyek dihentikan. "Kalau sudah ada
yang terbangun baik blueprint atau apa, kita bisa mulai dari situ," tutur
anak Agung Laksono itu.
Hal ini pun
katanya akan dibahas dalam rapat kerja bersama Kementerian Pertahanan
(Kemenhan). "Minggu depan ada jadwal rapat dengan Kemhan dan itu akan
dibahas," tegasnya
Sementara
Dave berharap dengan adanya kesepahaman kembali, dia berharap agar kali ini
proyek jet tempur itu benar-benar diselesaikan. "Saya harap bisa sesegera
mungkin karena Korea lagi mengalami krisis politik," pungkas anak buah
Setya Novanto itu.
Sebagaimana
diketahui, spesifikasi pesawat jet tempur KFX/IFX diproyeksi memiliki radius
serang lebih tinggi 50 persen, sistim avionic lebih baik serta kemampuan anti
radar (stealth) dibanding F-16.
Dalam kerja
sama pengembangannya, pemerintah Korea menanggung 60 persen biaya pengembangan
pesawat. Sisanya Korea Aerospace Industries (KAI) menanggung 20 persen dan
kemudian pemerintah Indonesia berkontribusi 20 persen. Dari kontribusi ini,
Indonesia akan mendapatkan 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebih
F-16, sementara 150 pesawat untuk Korea Selatan.
Konon, total
biaya pengembangan selama 10 tahun untuk membuat prototype pesawat itu
diperkirakan menghabiskan dana US$6 miliar. Pemerintah Indonesia menyiapkan dana
tak kurang US$1,2 miliar.
Penandatanganan
kerja sama dua negara ini sudah dilakukan 15 Juli 2010 dan diharapkan Indonesia
kelak bisa mengembangkan pesawat tempur dari proses alih teknologi ini.
0 comments:
Post a Comment