Selama
Perang Dingin antara Amerika Serikat melawan Uni Soviet, dua negara persekutuan
federasi itu banyak terlibat dalam berbagai insiden provokasi. Kedua negara
adidaya siap meletuskan Perang Dunia III tapi mereka butuh alasan pemicu
sumbunya yang pas dan tepat.
Sebuah
dokumen yang baru dibuka untuk publik dalam sebuah buku tercatat insiden
antara pesawat Amerika SR-71 Blackbird dan Mig-31 milik Soviet. Kejadian
berlangsung di atas Laut Barents, dekat perairan Soviet. Episode
mengkhawatirkan pada puncak perang dingin itu terungkap dalam buku baru sejarawan Inggris Paul Crickmore
berjudul Lockheed Blackbird, Beyond the Secret Mission. Seperti yang dilansir
Daily Mail, Minggu (4/12/2016).
Pada tanggal
6 Oktober 1986, SR-71 Blackbird sedang melakukan misi pengintaian di luar
wilayah perairan di dekat pantai Murmansk Rusia. Misi mereka mengawasi armada
kapal selam rudal Nuklir milik Soviet. Tiba-tiba
Blackbird tidak sendirian lagi di langit, ada pesawat Mig-31 interceptor milik
Soviet mendekat. Dalam buku Crickmore ini, pilot AS Letnan Kolonel Ed Yeilding
menggambarkan insiden menakutkan.
Sang pilot
berkata: “Dalam jarak mungkin 100 mil, aku bisa melihat contrail (asap dari
ekor) panjang, putih cerah dari pesawat kami, pastinya mereka melihat jejak itu
dan mengikuti kami tapi terbangnya jauh lebih rendah dari ketinggian kami, “Aku
tahu itu pasti jet Soviet, mungkin MiG-31, interceptor Soviet terbaru. Aku
mengangkat periskop dan melihat juga bahwa kami meninggalkan contrail yang
panjang. Aku tahu jet tempur itu bisa melihat contrail kami semudah aku bisa
melihatnya,” kata pilot itu. Aku
membayangkan pilot Soviet juga seperti aku, mencintai penerbangan dan berusaha
keras untuk menjadi salah satu yang terbaik,” lanjutnya.
Menurut sang
pilot, pengintainya pasti juga dapat perintah untuk menembakkan rudalnya kepada
mereka. Tapi ia percaya jet tempur Soviet tidak akan menembakkan
rudal-rudalnya selama mereka tetap pada jalur. Meski
demikian, tapi aku juga tahu bahwa dia harus mematuhi komando pengendali di
darat setiap saat terutama bila kami salah posisi melanggar teritori Soviet,”
ujar Ed.
Ed tahu
bahwa jetnya tak memiliki pertahanan melawan misil pencari panas. Ia
memutuskan untuk berbalik menyusuri jalur terbangnya dan memilih terbang di
lintasan di atas Mig-31. Yang Ed ingat, jet tempurnya tak memiliki senjata sama
sekali. Blackbird
adalah pesawat tercepat dan tertinggi di masa itu. Burung besi itu bisa terbang di atas
80,000 kaki dengan kecepatan lebih dari 2.000 mil per jam, sehingga cocok untuk
misi pengintaian selama Perang Dingin.
Agar
bertahan hidup, ia dan navigatornya Curt Osterheld bergantung pada akurasi
navigasi yang menjaga mereka di luar teritorial udara Soviet untuk mencegah ditembak
rudal. Keduanya juga bergantung pada kecepatan jet tempur yang jauh lebih
unggul.
Blackbird
berhasil menyingkir dari pesawat musuh dan menyelesaikan misinya. Perang Dunia
III pun tak jadi meletus.
Pintu Neraka Bisa Terbuka Sang penulis, Crickmore
juga seorang mantan pengendali lalu lintas udara dari Worcstershire, mengatakan
akan ada ‘neraka yang bisa dibuka’ jika pesawat itu ditembak jatuh. Dia
mengatakan: ‘Jika mereka harus menembak ke bawah, Anda melihat sebuah insiden
internasional yang sangat-sangat serius, terutama jika melibatkan kematian
dari awak. ‘Akan ada neraka yang terbuka.
Bukan tanpa
alasan Crickmore menyebut begitu. Karena, hal yang sama pernah terjadi saat
Korea Utara menembak SR-71 yang terbang di zona demiliterisasi (pada tahun
1967). Meskipun
meleset, mereka telah melakukan hal fatal.
Pada tahun 1960, pesawat mata-mata AS yang dipiloti Gary Powers ditembak jatuh di atas kota Rusia Sverdlovsk. Pesawat
mata-mata U-2 malang itu berada lebih dari 70.000 kaki di atas tanah sebelum
dihantam rudal Soviet. Powers berhasil kabur, namun tertangkap.
Akhirnya, ia
kembali ke AS sebagai bagian dari pertukaran tawanan Perang Dingin. Cerita itu
telah difilmkan oleh Steven Spielberg berjudul Bridge of Spies. Sebagai
seorang mantan pengendali lalu lintas udara, Crickmore memberikan pengenalan
yang unik ke dalam SR-71 Blackbird operasi Lockheed dari RAF Mildenhall,
Suffolk.
Untuk
edisinya yang diperbarui, ia berbicara kepada AS dan pilot Soviet dan membajak file
dokumen yang baru dibuka untuk publik. Dia
mengatakan: “Ketika saya pertama kali menulis buku (tentang Lockheed Blackbird
SR-71, tahun 1986) ada begitu banyak informasi yang sangat rahasia. Sejak
program ini ditutup, file telah dideklasifikasi dan kru yang berbicara dengan
saya dengan sangat kooperatif memberikan kontribusi informasi yang fantastis.”
0 comments:
Post a Comment