Presiden
Rusia Vladimir Putin marah setelah Duta Besar Rusia untuk Turki Andrey Karlov
ditembak mati di Ankara. Putin mengancam akan membalaskan kematian diplomatnya
itu.
Dubes Karlov
ditembak mati saat pidato pembukaan pameran seni di Ankara, Senin malam.
Pelakunya adalah Mevlut Bertemu Altintas, perwira polisi nonaktif Turki. Pelaku mengklaim aksinya sebagai balas dendam atas aksi militer Rusia di
Aleppo, Suriah.
“Pembunuhan
ini jelas merupakan provokasi yang bertujuan merusak perbaikan dan normalisasi
hubungan Rusia-Turki, serta merusak proses perdamaian di Suriah yang
dipromosikan oleh Rusia, Turki, Iran dan negara-negara lain yang tertarik dalam
menyelesaikan konflik di Suriah,” kata Putin.
Menurutnya,
respons terhadap serangan terhadap Moskow adalah meningkatkan perang melawan
terorisme. Putin lantas mengancam akan membalaskan kematian diplomatnya itu.
”Para pembunuh akan merasakannya,” ucap Putin yang menduga, pembunuhan
diplomatnya terencana.
“Dia
(Karlov) tewas saat menjalankan tugasnya. Kita harus tahu siapa mengorganisir
pembunuhan ini dan memberi perintah kepada pembunuh, ”lanjut Putin, seperti
dikutip IB Times.
Tim
investigasi Rusia telah terbang ke Ankara yang dijadwalkan tiba hari ini
(20/12/2016). Merekaakan mengambil bagian dalam penyelidikan kasus pembunuhan
ini bersama tim dari Turki.
Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan, juga sudah mengeluarkan pernyataan serupa, yakni
pembunuhan itu sebagai upaya untuk menghancurkan normalisasi hubungan kedua
negara.
”Saya yakin
ini adalah serangan terhadap Turki, negara Turki dan orang-orang Turki, dan
juga provokasi yang jelas untuk hubungan Turki-Rusia,” kata Erdogan.
”Saya yakin
teman-teman Rusia juga melihat fakta ini,” imbuh Erdogan.
Dia dan
Putin telah melakukan kontak telepon tak lama setelah pembunuhan terhadap Dubes
Karlov. Sementara itu, pengamana telah diperketat untuk misi diplomatik Rusia
di luar negeri.
0 comments:
Post a Comment