Kekuatan
koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk misi anti-ISIS di Suriah dan Irak akan
tergerus karena Prancis akan menarik Kapal Induk Charles de Gaulle dari medan
perang karena kapal
bertenaga nuklir itu harus menjalani perawatan pada Desember ini.
Pejabat militer
Prancis Laksamana Olivier Lebas mengatakan kapal akan menjalani perawatan
terjadwal untuk pengisian bahan bakar dan pemeliharaan lain yang tidak bisa
ditunda lagi. Namun Prancis menegaskan akan terus membantu misi koalisi. ISIS saat
ini mendapat tekanan tekanan luar biasa,” kata Laksamana Olivier Lebas. “Sangat
penting untuk menjaga tekanan tinggi guna memanfaatkan momentum positif ini.
Sebelumnya,
Presiden Prancis Francois Hollande telah menunda pemeliharaan yang seharusnya
dilakukan satu tahun lalu. Charles de Gaulle telah mengerahkan lebih dari 1.000
serangan udara ke Irak dan Suriah sejak awal September 2015, Star and Stripes
melaporkan dari serangan itu, sedikitnya 100 serangan dilakukan sejak
pertempuran atas Mosul dimulai.
Kelompok
ISIS memang sedang mendapat tekanan berat di berbagai kota penting. Di Mosul,
pasukan darat Irak dan Kurdi dengan dukungan udara koalisi terus merangsek
maju. Sementara pasukan Suriah yang didukung Rusia terus menggempur Aleppo, yang
juga menjadi basis pemberontak. Sedangkan pasukan Kurdi juga terus berusaha
mengisolasi Raqqa, ibukota ISIS. Turki juga telah mengerahkan kekuatannya untuk
terus masuk lebih dalam ke wilayah Suriah.
0 comments:
Post a Comment