MIKTA harus
dapat menjadi contoh keberhasilan kerja sama multilateral dalam mengatasi
berbagai tantangan bersama. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI
saat pertemuan Menlu MIKTA yang dilaksanakan disela-sela pertemuan Menteri Luar
Negeri G20 di Bonn, Jerman.
MIKTA
merupakan perkumpulan informal lima negara perekonomian berkembang yakni,
Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. MIKTA dibentuk pada 17
September 2013 di sela-sela pertemuan ke-68 Majelis Umum PBB.
Pertemuan
Menlu MIKTA membahas perkembangan situasi di kawasan dan global serta program
kerja MIKTA untuk tahun 2017. Pada pembahasan mengenai New Developments and
Challenges to the Global Order, Menlu MIKTA menyampaikan keprihatinannya
terhadap berkurangnya semangat kerja sama internasional dalam mengatasi
berbagai tantangan yang dihadapi bersama saat ini. Sedangkan disisi lain,
terlihat meningkatnya kebijakan inward looking yang hanya mengedepankan
kepentingan nasionalisme dari beberapa negara.
Menanggapi
hal ini, Menlu MIKTA menekankan bahwa justru disaat dunia menghadapi berbagai
tantangan global yang multidimensional dan ketidak pastian, kerja sama
multilateral yang kuat sangat dibutuhkan.
Berbicara
sebagai lead speaker pada saat membahas perkembangan situasi kawasan, Menlu RI
menyampaikan perkembangan terkait situasi di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Menlu RI menyampaikan bahwa Myanmar menghadapi situasi dan tantangan yang
sangat kompleks dan multi dimensi, di negara bagian Rakhine. Berbagai masalah
dihadapi Pemerintah Myanmar seperti konflik komunal yang sudah menahun,
kemiskinan, demokrasi dan proses reformasi yang masih berusia muda di Myanmar,
serta adanya ancaman dari transnational organised crime. Dengan komplikasi
masalah yang dihadapi tersebut, komunitas internasional perlu untuk membantu
Myanmar, karena kegagalan akan dapat berdampak negatif kepada keamanan dan
stabiltas kawasan.
Lebih lanjut
Menlu RI menyampaikan bahwa Indonesia memilih untuk melakukan constructive
engagement dengan Myanmar. Menlu menyampaikan berbagai langkah yang telah
dilakukan Indonesia untuk membantu situasi di negara bagian Rakhine agar
menjadi lebih baik. Langkah yang diambil oleh Menlu RI dan Indonesia tersebut
mendapat apresiai dari semua Menlu MIKTA yang hadir.
“Indonesia
menunjukkan komitmen tinggi untuk membantu Pemerintah Myanmar di Rakhine State,
bekerjasama dengan berbagai macam LSM, termasuk LSM Islam dan LSM yang bergerak
di bidang kemanusiaan,” tutur Menlu RI seperti dalam siaran pers, Jumat
(17/2/2017).
Dalam
pertemuan, Turki sebagai ketua MIKTA tahun 2017 menyampaikan 7 prioritas
program kerja MIKTA untuk tahun ini yaitu, fight against terrorism, commercial
and economic cooperation, energy, sustainable development, gender equality,
peacekeeping operations, sreta good governance and democracy.
Dalam
kesempatan tersebut Menlu RI memberikan dukungan Indonesia terhadap 7 prioritas
program kerja MIKTA dan menekankan pentingnya MIKTA mendorong kerja sama
multilateral dalam melaksanakan berbagai kegiatan pada ketujuh prioritas
tersebut.
0 comments:
Post a Comment