Littoral
Warfare atau perang pesisir adalah seni berperang di wilayah laut dekat dengan
garis pantai, sekitar pulau, di tengah-tengah ruang air yang terbatas.
Singkatnya, jauh dari laut dalam. Perang semacam ini secara drastis berbeda
dengan perang di laut terbuka.
Kenapa
berbeda jauh? Ada beberapa alasan:
Alasan
utamanya adalah ruang air yang terbatas. Di daerah seperti wilayah Teluk,
rantai pulau dan sebagainya. Karena ruang terbatas, kapal-kapal besar yang
memiliki kecepatan lambat tidak akan efektif.
Sementara
kapal selam cebol dan kapal selam diesel yang tenang dapat mengintai di air
dangkal dan menyembunyikan diri tanpa membuat kebisingan sehinga sulit
terdeteksi.
Karena dekat
dengan pantai, musuh akan menggunakan kapal serangan cepat dipersenjatai dengan
rudal. Serangan rudal akan membanjiri pantai yang biasanya akan dilengkapi
dengan sistem pertahanan udara yang modern. Di perairan yang dangkal dan ruang
yang terbatas memerlukan taktik yang berbeda dibanding di laut terbuka.
Sebuah kapal
perang littoral harus memiliki karakter cepat, gesit, bersenjata baik, dan
mampu untuk mempertahankan diri dan tentu saja mampu beroperasi di perairan
yang sangat dangkal. Idealnya mereka memiliki radr permukaan, pencari udara dan
/ atau Sonar. Propulsi mereka terutama mesin diesel atau pumpjet yang
memberikan kecepatan tinggi.
Persenjataan
biasanya terdiri dari meriam cepat, rudal anti-kapal, torpedo, dan rudal
permukaan ke udara jarak pendek. Mereka dibangun untuk tujuan tunggal seperti
perang anti-permukaan atau perang anti kapal selam atau kapal multi-peran baik
anti-permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat. Mereka biasanya akan
memiliki bobot antara 300-3.000 ton tergantung pada kebutuhan masing-masing
negara.
Negara-negara
seperti Rusia, China dan India memiliki kemampuan perang litoral tinggi karena
mereka mengoperasikan banyak kapal serangan cepat dengan rudal dan meriam
tangguh. Mereka juga menjadi operator terbesar dari kapal selam listrik diesel
di dunia yang merupakan pembunuh siluman dalam lingkungan pesisir.
Ancaman
kapal selam diesel terkenal tenang. Bahkan angkatan laut terbaik di dunia harus
berjuang keras untuk mendeteksi kapal selam ultra-tenang ini. Israel adalah
sebuah negara yang terpaksa menggunakan kapal pesisir karena wilayah
perairannya adalah daerah terbatas dan relatif dangkal.
Tren Baru Littoral Warfare
Amerika
Serikat menyadari kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan perang litoral dan
telah memperkenalkan Littoral Combat Ship (LCS). Ini adalah teknologi
ultra-tinggi, ultra mahal, kapal tempur littoral kecepatan tinggi. Berbeda dengan fokus negara lain yang
memiliki kapal dengan berat sekitar 1.000 ton, AS membangun kapal littoral
dengan kapal-kapal besar yang menggusur bobot 3000 ton dan juga membawa
helikopter.
Stereguschy Class AL Rusia
Rusia juga
telah melenegkpi kapal korvet 2.100 ton dengan membawa persenjataan berat dan
juga helikopter. Hal ini tampaknya menjadi tren baru karena India juga sedang
membangun korvet anti kapal selam dengan bobot lebih dari 3000 ton. negara-negara Eropa dengan wilayah
perairan terbatas juga mengoperasikan kapal serangan cepat.
Veer Class AL India
Keuntungan
dari kapal ini adalah kemampuan mereka untuk beroperasi di daerah-daerah yang
hanya memiliki kedalaman 15 kaki. Kapal lainnya seperti frigat tidak akan dapat
beroperasi di wilayah ini. Draught rendah dari kapal perang littoral yang
memunginkan mereka mampu melakukan hal tersebut.
Kapal besar
tidak akan bisa beroperasi di situasi perairan dangkal. Sonar mereka dirancang
untuk digunakan pada laut yang dalam hingga akan membuat kebingunan membaca di air
dangkal. Torpedo mereka yang dirancang untuk digunakan di laut dalam juga akan
menghadapi masalah ketika mencari target di daerah dangkal. Hal ini disebabkan
perbedaan dalam kinerja akustik yang disebabkan oleh perairan dangkal dan
banyaknya penghalang di wilayah semacam ini.
Sebuah kapal
yang besar akan rentan terhadap kapal serangan cepat dalam peperangan littoral
karena tidak akan memiliki kecepatan atau manuver untuk beroperasi di perairan
terbatas. Mencoba untuk melakukannya akan seperti menunggang gajah di hutan
padat. Tidak bisa bergerak cepat dan rentan terhadap hewan yang lebih cepat dan
mematikan. Demikian pula kapal yang lebih besar akan lebih rentan. Alasan
khusus inilah yang menjadikan kapal perang litoral telah dikembangkan.
Sensor di
kapal ini biasanya memiliki jangkauan jarak dekat. Sonar dirancang untuk
beroperasi khusus di air dangkal tanpa kebingungan. Namun saat ini, beberapa
kapal pesisir juga memiliki kemampuan untuk bertarung di perairan dalam.
Kapal perang
litoral besar memiliki sensor yang kuat yang membuat mereka menjadi aset ganda
yang dapat beroperasi secara bebas di lautan serta littoral. Kelas Stereguschy, Kelas Independent, Kelas
Kora adalah beberapa contoh dari kapal litoral besar yang memiliki kemampuan
untuk beroperasi di lautan serta daerah pesisir.
0 comments:
Post a Comment